JAKARTA | duta.co – Anda ingin memperoleh keberkahan malam nisfu Sya’ban? Malam yang diberkati Allah (lailah mubarakah)? Atau kita kenal sebagai “malam pembebasan” (lailatul bara’ah).
Hadiri acara BPU DPW PKS DKI Jakarta, Selasa, 15 Sya’ban 1444 H / 07 Maret 2023 sekitar 18.00 – 21.00 WIB di Masjid Al-Barokah Asy Syafi’iyyah, Jl Al-Barkah Bali Matraman Tebet, Jakarta Selatan. Temanya: Dengan Malam Nishfu Sya’ban Sambut Ramadhan, Raih Kemenangan.
“InsyaAllah, hadir dalam acara Malam Nishfu Sya’ban, KH DR Salim, Ketua Majelis Syura PKS. Juga KH Ahmad Syaikhu, Presiden PKS. Ada Drs Khoiruddin MSi, Ketua DPW PKS DKI Jakarta, KH DR Ali Akhmadi, M.A. Al-Hafidz, Ketua BPU DPP PKS, KH M Alwi Rasyid Abdullah Syafi’ie, Pengasuh Lembaga Pendidikan dan Pondok As-Syafi’iyah dan Drs KH Muhammad Thamrin, MM, Ketua BPU DPW PKS DKI Jakarta,” demikian keterangan BPU BPU DPW PKS DKI Jakarta, Senin (6/3/23).
Tahun ini, menurut peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang, Nisfu Syaban tahun 2023 jatuh pada Selasa 7 Maret 2023 malam hingga Rabu, 8 Maret 2023. Hal tersebut, berdasarkan pengamatan di beberapa titik di Balai Rukyat Nahdlatul Ulama (NU) pada 20 Februari 2023 silam.
Arahannya, pada malam itu hendaknya kita benar-benar berupaya untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan melakukan berbagai amalan, baik dengan cara shalat, berzikir, berdoa, dan ibadah-ibadah lainnya. Sebab, pada malam tersebut Allah swt akan memerintahkan malaikat pencatat takdir untuk memperbaharui catatan mereka.
Menurut Syekh Abdul Qadir al-Jilani, malam nisfu Sya’ban adalah malam yang diberkati Allah (lailah mubarakah). Malam tersebut disebut juga dengan “malam pembebasan” (lailatul bara’ah). Disebut malam yang diberkati (mubarakah) karena di dalamnya turun rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi manusia, jin dan penduduk bumi yang lain.
Dilansir dari NU Online, ulama yang mendapat julukan sulthanul auliya’ (pemimpin para wali) tersebut menyatakan: Dan di antaranya, malam pembebasan disebut dengan ‘mubarakah’ (yang diberkati) karena di dalamnya terdapat turunnya rahmat, keberkahan, kebaikan, dan pengampunan bagi penduduk bumi (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, halaman 278).
Malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena pada malam tersebut Allah membebaskan orang-orang yang celaka dari siksa-Nya, dan membebaskan para kekasih-Nya dari kehinaan. Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan:
Bahwa malam nisfu Sya’ban disebut malam pembebasan karena di dalamnya terdapat dua pembebasan. Pertama, pembebasan untuk orang-orang celaka dari siksa Allah yang Maha-Penyayang. Kedua, pembebasan untuk para kekasih Allah dari kehinaan (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 283).
Pada dasarnya, tidak ada ketentuan mengenai doa atau amalan yang khusus dibaca di malam nisfu Sya’ban, bahkan bisa dari doa yang dibuat sendiri. Namun tentunya akan lebih utama bila doa atau amalan tersebut berasal dari para guru, ulama, atau orang-orang pilihan-Nya. (nu.or.id)