Ilustrasi, Patung Cheng Ho dan KH Said Aqil Siroj (FT/DOK)

QUANZHOU | duta.co – Lawatan dakwah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ke negeri China, Kamis (27/4/2017) sampai ke Kota Quanzhou. Rombongan berangkat dari Kota Nanjing. Jarak tempuhnya tak tanggung-tanggung, sekitar 1087 km. Karena cukup jauh perjalanan diputuskan naik pesawat.

“Nanjing dan Quanzhou harus kami datangi karena di Nanjing lah kami bisa  mengunjungi kampung halaman Laksamana  Zheng He atau kita sering menulisnya ‘Cheng Ho’. Sedangkan di Quanzhou kami bisa berziarah ke makam Cheng Ho,” demikian disampaikan KH Sulthon Fathoni, Wasekjend PBNU yang sampai ke redaksi duta.co, Jumat (28/4/2017).

Seperti diketahui, kemasyhuran Laksamana Cheng Ho di Indonesia tak lepas dari kiprahnya menyiarkan Islam. Di samping itu, dia ikut serta membangun Kota Semarang dan Surabaya, Laksamana Cheng Ho juga membangun komunikasi dengan para pendakwah Islam, salah satunya dengan Sunan Gunung Jati Cirebon.

Laksamana Cheng Ho menjadi tokoh berpengaruh di dunia Islam tidak lepas dari Kaisar Yongle, generasi ketiga Dinasti Ming. Di dalam negeri pun Kaisar Yongle menghormati komunitas muslim. Tak kurang sembilan jenderal beragama Islam. Di ruang museum masjid Jung Jue Nanjing, keakraban Dinasti Ming dengan komunitas muslim tercatat rapi.  Laksamana Cheng Ho juga diperintah merevitalisasi situs-situs Islam, seperti merenovasi masjid kuno yang hancur, makam makam muslim kuno bahkan membangun masjid baru. Jejak tangan dingin Cheng Ho masih bisa mudah dilihat di Kota Nanjing dan Quanzhou, dua kota yang berjarak lebih dari seribu kilometer.

Di China nama besar Laksamana Cheng Ho terus dikenang dan dihormati pemerintah setempat. Kompleks makam Cheng Ho di Quanzhou Provinsi Fujian saat ini tampak megah. Berbagai fasilitas publik dibangun sehingga menjadi daerah tujuan wisata religi, nyaman dikunjungi.

Mirip makam makam para sunan atau wali di Indonesia, makam Laksamana Cheng Ho berada di luar kota. Dari Kota Quanzhou kira kira satu jam perjalanan. Letaknya di dataran tinggi. Menuju lokasi harus melewati jalan menanjak yang indah, lalu meniti lima puluh anak tangga. Sesampai di atas, posisi makam di tengah tanah datar segi empat yang  luasnya kira kira tiga puluh meter persegi. Di lokasi tersebut cuma ada makam Laksamana Cheng Ho.

“Kami menikmati ziarah tokoh besar muslim dunia ini. Di batu nisannya, tertulis kalimat ‘bismillahirrahmanirrahiim’. Kiai Said Aqil pun memimpin tahlil, kami mengikuti,” ujar  KH Sulthon Fathoni.

Usai tahlil Kiai Said Aqil mengatakan, “Saya meyakini Laksamana Cheng Ho adalah waliyullah. Pengaruhnya tak hanya di China namun hingga ke Cirebon berkah hubungan baiknya dengan Sunan Gunung Jati,” jelasnya.

Menurut Kiai Said Aqil, saat masuk Cirebon, Laksamana Cheng Ho menemui Sunan Gunung Jati dan menyampaikan bahwa dalam rombongannya terdapat juga orang orang yang beragama Islam. Kemudian rombongannya ia tempatkan di dua lokasi yang terpisah.

Kiai Said Aqil pun kagum dengan  pemerintah China dalam merawat makam Laksamana Cheng Ho. Ia berharap Indonesia bisa lebih serius lagi menjaga makam para wali. “Pemerintah perlu  bertanggung jawab dan merawat makam makam Walisongo. Jangan dibiarkan hancur, kumuh, tak terawat, minim fasilitas. Kita ini mayoritas muslim masak kalah dengan China,” tegasnya. (fat)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry