Dr Yusuf al-Qaradawi, seorang teolog terkemuka dari Mesir. (FT/alarabiyahnet)

JAKARTA | duta.co – Pemerintah Mesir mengumumkan tiga hari masa berkabung setelah serangan teroris di Sinai Utara yang, menewaskan 235 orang Jumat 24 November 2017. Sementara Kerajaan Arab Saudi tengah sibuk memasukkan organisasi dan individu dalam kelompok radikal dan teroris.

Arab Saudi dan tiga negara Arab lain yang memblokade Qatar, kini menambahkan dua organisasi Islam dan 11 individu ke dalam ‘daftar teroris’. Keempat negara tersebut mengklaim entitas dan individu tersebut didukung oleh Doha.

Badan Pers Pemerintah Saudi mengeluarkan pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Kamis (23/11) kemarin yang menyebut tindakan tersebut diambil sehubungan dengan komitmen mereka untuk memerangi terorisme.

Tak tanggung-tanggung, dua organisasi yang ditambahkan dalam daftar hitam adalah International Union of Muslim Scholars yang dipimpin oleh Dr Yusuf al-Qaradawi, seorang teolog terkemuka dari Mesir, dan Dewan Dakwah dan Bantuan Internasional Islam.

“Inilah kelemahan politik Timur Tengah. Kelompok yang berseberangan dengan penguasa sering dilabeli sebagai kelompok radikal bahkan teroris.  Budaya dialog dan kritis tidak terbangun dengan baik.  Yang ada konflik politik saling meniadakan dan mengalahkan (zero sum game),  hitam putih antara kawan dan lawan,” demikian disampaikan Yon Machmudi,  PhD, Ketua Program Pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia (UI) kepada duta.co, Sabtu (25/11/2017).

Menurut Yon, Yusuf al-Qaradawi memang dikenal kritis terhadap penguasa yang otoriter.  Ini dianggap bisa mengganggu stabilitas kerajaan yang memakai sistem monarkhi absolut seperti Saudi.  Di Mesir, Qaradawi berbeda pandangan politik dengan Presiden Abdel Fattah el-Sisi.  “Itulah politik Timur Tengah, sangat keras,” tambahnya.

Lelaki asal Jombang, Jawa Timur ini berharap negara-negara di Timur Tengah bisa segera menemukan titik temu, dialogis menuju perdamaian dunia, rahmatan lil’alamain sebagaimana yang diamanatkan oleh agama ini. “Begitu juga dengan Iran,” jelas Yon Machmudi, yang Januari 2018 besok akan menjadi pembicara dalam seminar di Tehran, Iran. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry