SURABAYA | duta.co – Nama Ustadz Yusuf Mansur kembali jadi perbincangan. Kali ini terkait film ‘The Santri’. Film yang mendapat pujian Ketum PBNU, KH Said Aqil Siroj sebagai film yang mengundang pesan Islam santun, toleran, prural, ternyata mendapat kritik pedas dari kalangan santri salaf.
Minggu (15/9/2019), Channel BENTENG AQIDAH: ‘Menjaga Aqidah DARI LIBERAL TIDAK EKSTRIM KANAN’, mengunggah kritik pedasnya terhadap film ‘The Santri’. Judulnya: ‘ISLAM NUSANTARA DIBALIK PEMBUSUKAN NAMA SANTRI MELALUI FILM THE SANTRI’.
Sebelumnya, Senin 12 Agustus 2019, juga diunggah “PUTRI UST YUSUP M4NSUR TERLIBAT PEMBUSUKAN 1SLAM MELALUI FILM THE S4NTRI”. Video terbaru sudah ditonton 68.814x dengan 1.834 Komentar, sementara video pertama dilihat 187.184x pemirsa.
Sebagaimana disampaikan Al-Habib Muhammad Hanif Al-Athas Lc, mengutip devinisi santri menurut KH Hasani Nawawi (Sidogiri), seorang ustadz menegaskan:
SANTRI: Berdasarkan peninjauan tindak langkahnya adalah orang yang berpegang teguh dengan tali Allah yang kuat (Alquran) dan mengikuti sunnah Rasul SAW serta teguh pendirian dalam setiap keadaan. Ini adalah arti dengan bersandar sejarah dan kenyataan yang tidak dapat diganti dan diubah selama-lamanya. Dan Allah-lah Yang Maha Mengetahui atas kebenaran sesuatu dan kenyataannya.
Nah, berbeda dengan pujian Said Aqil, menurut Benteng Aqidah, film ‘The Santri’ mengandung tiga pesan keburukan sekaligus pembusukan pesantren.
Pertama, pesan kemunafikan, di mana seorang pemain mempunyai kemunafikan yang luar biasa. “Wahai Ustadz Yusuf Mansur, di mana pun berada. Saya rindu tangisan Anda ketika Anda menangisi rusaknya akhlak anak kita,” demikian isi video tersebut yang diikuti potongan tangisan Yusuf Mansur.
“Perhatikan baik-baik, di satu sisi mengajarkan agar kita tidak berpacaran, kita jauhi itu, jangan turuti nafsu. Tetapi di film tersebut, mereka ajarkan bagaimana pacaran yang baik dalam pesantren. Innalillahi wa-innailaihi rajiun,” tegasnya.
Lalu, lanjutnya, bagaimana seorang profesor memberikan peluang kepada aktor (Livi Zheng) untuk merusak pesantren. “Ini adalah kemunafikan yang nyata,” tegasnya.
Kedua, pesan film ‘The Santri’ adalah bentuk pembangkangan. Dalam film itu jelas-jelas disampaikan sikap pembangkangan kepada syariah, pembangkangan kepada sunnah, mereka membangkang nilai-nilai Islam.
“Kalau mereka berada di depan podium, di depan umat, mereka selalu menyampaikan bagaimana menjadi Islam yang kaffah, patuh syariah, tetapi dalam film tersebut menyontohkan pesan-pesan yang berlawanan,” tegasnya.
Ketiga, pesan film ‘The Santri’ adalah pembusukan. “Bagaimana mereka berusaha membusukkan nama pesantren, membusukkan nama santri. Mari kita lihat devinisi santri yang sebenarnya, sebagaimana disampaikan KH Hasani Nawawi, Sidogiri. Ini tidak boleh berubah, sampai kapan pun. Nah, kalau sekarang ada film ‘The Santri’ tetapi isinya berlawanan dengan devinisi santri, ini adalah upaya untuk membusukkan santri itu sendiri,” jelasnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum terbaca jawaban dari Ustadz Yusuf Mansur. Banyak yang menyesal setelah menyaksikan trailer (cuplikan) ‘The Santri’. Sejumlah orang mengusulkan pada edisi langkapnya nanti, kecerobohan-kecerobohan itu dihilangkan. Bisakah?
“Atau paling tidak santri yang jelas-jelas melakukan pacaran harus ditakzir, disanksi, digundul. Ini untuk mengembalikan sekaligus menjaga kemurnian pesantren. Jika tidak, bukan tidak mungkin wali-wali santri akan resah,” begitu komentar salas seorang netizen.
Sementara sang ustadz (Benteng Aqidah) bertanya: “Bagaimana perasaan saudara (Yusuf Mansur red.) , hari ini justru anak Anda yang sedang membusukkan karakter dan akhlak santri di tengah-tengah umat Islam yang ada di Indonesia. Mohon ini jangan ditanggapi sebagai cercaan, hujatan. Kami sayang kepada Anda, kami hanya menyampaikan yang haq kepada Anda (Yusuf Mansur).”
“Terakhir, Ustad Yusuf Mansur! Anak perempuan saudara, kini tengah berada di dalam kubangan fitnah umat Islam. Tangisilah itu (kembali) wahai Ustadz Yusuf Mansur,” tutupnya dengan nada sedih. (mky)