Ketua Yayasan BMC, Peter S. Tjioe, saat memberikan sambutan di hadapan delegasi dari Tiongkok, Minggu (9/6/2024). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co –  Perkumpulan warga keturunan Tionghoa marga Tjio atau Jiang yang tergabung Yayasan Bina Marga Canggih (BMC) Surabaya mendatangkan 24 marga Jiang asal Provinsi Jiangsu, Tiongkok di MM Resto Juanda, Minggu (9/6/2024).

Warga Tiongkok itu adalah para investor yang bergerak di berbagai bidang bidang mulai teknologi informasi, solar panel, elektronik dan lain sebagainya.

Ketua Yayasan BMC, Peter S. Tjioe mengatakan pertemuan ini untuk bisa saling mengenal satu sama lain. Selain itu untuk saling mengenal potensi pasar dan peluang bisnis maisng-masing.

“Tentunya juga ingin menarik investor itu agar membuka peluang bisnis di sini. Indonesia ini potensi pasar yang sangat besar jadi daripada kita hanya beli produk dari Tiongkok langsung, lebih baik kita tarik mereka untuk investasi di sini,” jelasnya.

Peter sendiri masih belum bisa manargetkan berapa nilai investasi yang bisa diraup dari pertemuan ini. Namun di luar pertemuan ini kata Peter sudah ada beberapa kesepakatan bisnis antara investor Provinsi Jiangsu dengan Pemprov Jawa Timur.

“Sudah ada masuk 100 juta USD di Nganjuk. Sudah ditangani dinas terkait. Ini di Nganjuk untuk pembuatan benang untuk dijadikan garmen dan sejenisnya. Karena investor Tiongkok itu rekanan dengan perusahaan besar salah satunya Adidas,” jelasnya.

Peter menjelaskan pihaknya berharap dengan pertemuan ini, pebisnis terutama yang bermarga Tjio atau Jiang dan marga lainnya bisa memanfaatkan kesempatan ini.

Karena sebelumnya sudah banyak produk dari Jawa Timur yang diekspor ke Tiongkok. Dan saat ini sedang dilakukan penjajakan untuk ekspor komoditas  lainnya yakni merica, kacang mete, ketimbang, mebel kayu dan banyak lainnya.

“Kesempatan untuk penjajakan untuk memperlebar networking kita semua,” tandasnya.

Selain itu Peter berharap pengusaha di Jawa Timur ini bisa memanfaatkan peluang teknologi untuk diadaptasi di tempat usaha masing-masing. Karena dengan mengadaptasi teknologi ini bisa meningkatkan produktivitas di tempat usaha masing-masing.

“Intinya kita harus meningkatkan pertumbuhan perekonomian terutama di Surabaya dan Jawa Timur. Kita urusi yang kecil-kecil dulu saja yang bisa kita urusi. Dari yang kecil bisa menjadi besar,” jelasnya.

Jiang Chang Ming, Perwakilan dari Tiongkok mengatakan nenek moyang mereka dulu datang ke Surabaya untuk bekerja mencari nafkah. Kerja keras dilakukan hingga akhirnya sukses berniaga.

“Dengan kerjasama ini siapa tahu bisa menyambung kembali untuk meningkatkan perekonomian kedua belah pihak.  Selain itu bisa membuka peluang kerja yang sangat besar bagi kedua belah pihak,” tukasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry