SURABAYA | duta.co – Politisi harus lapang dada, ini demi masa depan Indonesia. “Beban pemerintah semakin berat. Hutang menggunung, daya beli masyarakat terpuruk. Meski begitu, tidak sulit, jika politisi legowo mau menghentikan ego parpol demi mendapatkan pemimpin yang benar-benar bekerja untuk Indonesia,” demikian siaran pers pendiri KASABA (Kami Sahabat Anies Baswedan), H Tjetjep Mohammad Yasien kepada duta.co, Rabu (18/10/22).

Tampak Anies Baswedan saat melakukan pembenahan Kota Jakarta.

Menurut Gus Yasien, panggilan akrabnya, semangat Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh mengumumkan langsung capresnya (Anies Rasyid Baswedan) mendapat sambutan luar biasa dari rakyat Indonesia.

“Saya sendiri datang ke Jakarta, ingin melihat dari dekat saat Pak Anies mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Betapa besar harapan rakyat kepadanya. Saya yakin ini semua tidak lepas dari skenario Gusti Allah,” jelasnya.

Alumni PP Tebuireng Jombang ini, kemudian berharap agar para politisi mau memahami semangat rakyat yang begitu besar ini. Kalau kita ingin membangun Indonesia ke depan secara benar, maka, kita harus lepas dari jebakan isu-isu murahan, seperti kadrun dan cebong.

“Sudah lebih dari cukup bangsa ini terombang-ambing, terpecah-belah oleh isu murahan. Saatnya kita bersatu-padu menyelesaikan masalah,” tegasnya.

KASABA, jelasnya, telah mengkaji secara seksama dua nama yang layak mendampingi Pak Anies. “Kita punya dua tokoh hebat. Pertama Pak Mahfud MD. Kedua Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur). Keduanya kader tulen NU, Gus Dur. Rekam jejaknya, sangat jelas,” tambah Gus Yasien.

AHY Magang Dulu

Ia menyebut Mahfud MD sebagai tokoh yang mumpuni dan berani melakukan terobosan hukum. “Hari ini, semua mafhum, bahwa, seluruh aspek kehidupan babak belur, termasuk hukum. Pak Mahfud tidak boleh hanya menjadi menteri, tetapi harus menjadi Wakil Presiden untuk membenahi sektor hukum,” jelasnya.

Demikian Khofifah Indar Parawansa (KIP). Menurut Gus Yasien, ialah sosok perempuan handal yang gesit dalam menuntaskan masalah wong cilik. “Sebagai Gubernur Jatim, Bu Khofifah memang sangat kita butuhkan, tetapi, kalau panggilan lebih besar datang, insya Allah beliau bersedia melepas Jawa Timur demi masa depan Indonesia,” urainya.

Bagaimana dengan parpol pendukung. “Yakin partai politik akan legowo. Pak SBY akan legowo. PKS malah senang. Pun dengan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Ketua umum Partai Demokrat, ia lebih tepat magang dulu sebagai menteri,” pungkasnya.  (mky)