BANTEN | duta. co – Korban tsunami Selat Sunda yang menerjang kawasan pantai Banten dan Lampung terus bertambah. Pada Minggu siang sekitar pukul 10.00 tadi dikabarkan 62 warga tewas tapi tiga jam kemudian sekitar pukul 13.00 jumlah korban tercatat mencapai 168 orang.
“Hingga Minggu, 23 Desember 2018, pukul 13.00 WIB, total jumlah korban meninggal 168 orang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di Kantor BPBD Yogyakarta, Minggu (23/12/2018).
Sebanyak 745 orang terluka dan 30 orang lainnya hilang. Korban meninggal paling banyak berada di Pandeglang.
Akibat tsunami, hotel dan rumah-rumah roboh. Kerusakan tidak hanya terjadi di Banten, tapi juga di Lampung Selatan.
Tsunami ini menerjang pada Sabtu (22/12) dan diduga akibat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau. PVMBG masih mendalami kaitan antara letusan gunung dan tsunami.
Seperti diberitakan duta.co, bencana alam secara bertubi-tubi melanda Indonesia. Setelah gempa Lombok dan gempa disertai tsunami serta likuifaksi di Sulawesi Tengah, kini tsunami giliran menghantam kawasan di pesisir Banten. Sebanyak 62 orang menjadi korban meninggal dunia.
Sebelumnya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan data korban tewas bencana tsunami yang terjadi pada Sabtu malam itu dihimpun sampai dengan Minggu 23 Desember 2018 pukul 10.00 WIB. “Ini data sementara dengan jumlah korban meninggal, 62 orang, luka-luka 584 orang, hilang 20 orang,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (23/12/2018).
Bencana tsunami juga menghancurkan ratusan unit rumah warga. Sebanyak 430 unit rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat, 10 kapal kapal rusak berat. “Dan data ini akan terus bergerak naik,” katanya.
Daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kabupaten Pandeglang, yang terdiri atas kawasan wisata Pantai Carita, Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, dan Panimbang. BNPB hingga TNI tengah melakukan survei pemetaan dampak bencana.
“Daerah yang paling terkena dampak parah adalah di Kabupaten Padeglang, yaitu kawasan wisata dan permukiman sepanjang pantai dari Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Panimbang, dan Carita. Oleh karena itu, saat ini sedang disiapkan, akan dilakukan survei dan pemetaan dengan pesawat terbang yang dilakukan TNI, BNPB kerahkan heli,” ujar Sutopo.
Bencana tsunami di Selat Sunda kawasan Pantai Banten juga menyisakan kabar duka bagi grup band Seventeen. Sejumlah personel grup band ini tewas dan hilang belum ditemukan hingga Minggu hari ini.
Gitaris mereka, Herman Sikumbang, akhirnya ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa setelah dinyatakan hilang saat tsunami Banten terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Seventeen sedang manggung di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, ketika gelombang tinggi melanda lokasi tersebut sekitar pukul 21.33 WIB. Korban pun berjatuhan.
“Update dari lokasi kejadian tsunami Tanjung Lesung. Telah ditemukan jenasah gitaris band Seventeen, Herman Sikumbang,” kata perwakilan manajemen Seventeen, Yulia Dian, melalui pernyataan tertulisnya, Minggu (23/12/2018).
Namun, belum banyak informasi yang Yulia sertakan bersama kabar duka tersebut. Ia hanya mengucapkan doa untuk mendiang Herman.
“Semoga amal ibadah beliau diterima di Sisi-Nya. Mohon doa bersama,” ujar Yulia.
Sebagai informasi, pemain bass Seventeen, M Awal Purbani, dan Road Manager mereka yang bernama Oki Wijaya menjadi korban meninggal dalam bencana tsunami Banten.
Sementara drumer Seventeen, Andi, sampai saat ini belum ditemukan. Begitu pun dengan istri Ifan, Dylan Sahara.
(kcm/dt)