Tim Pengmas Unusa berfoto bersama dengan para guru di MIS Al Hidayah di Kecamatan Cerme, Gresik. DUTA/ist

GRESIK | duta.co – Manajemen keuangan madrasah merupakan bagian penting dari layanan administrasi yang meliputi perencanaan, pengelolaan, pencatatan, hingga penyusunan laporan keuangan.

Tujuannya adalah menciptakan transparansi dalam penggunaan dana sehingga keberlangsungan operasional madrasah dapat terjamin dengan dukungan finansial yang memadai.

Meski demikian, masih ditemukan kondisi kurang ideal di sejumlah madrasah. Salah satunya MIS Al Hidayah, salah satu dari 19 madrasah swasta jenjang MI di Kecamatan Cerme, Gresik, yang sudah berakreditasi A.

Walau kualitas akademiknya baik, pengelolaan keuangan di lembaga ini masih perlu ditingkatkan. Hasil observasi menunjukkan pencatatan masih dilakukan manual dengan buku kas dan dokumen cetak, sehingga berisiko menimbulkan kehilangan data, kesalahan input, serta keterlambatan laporan.

Permasalahan utamanya ada pada dua hal yakni rendahnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pencatatan keuangan dan keterbatasan kemampuan SDM dalam penggunaan sistem digital. Madrasah belum memiliki sistem keuangan yang terintegrasi, sehingga laporan masih direkap manual oleh wali kelas. Kalau pun menggunakan sistem, sebatas Microsoft Excel.

Menggabungkan keilmuan akuntansi dan sistem informasi, dua dosen dari Fakultas Ekonomi Bisnis dan Teknologi Digital Unusa yakni Endang Sulistiyani, dari prodi Sistem Informasi dan Hidayatul Khusnah, dari prodi Akuntansi ditambah dosen UISI Ardhi Dwi Firmansyah dibantu beberapa mahasiswa mengadakan pengabdian masyarakat bertajuk Digitalisasi Manajemen Keuangan Madrasah Sebagai Upaya Peningkatan Tata Kelola Keuangan dan Literasi Digital di MIS Al Hidayah Gresik”, pada Sabtu, 23 Agustus 2025 lalu.

Dua minggu sebelumnya juga sudah dilakukan observasi dan penggalian kebutuhan system. Kepala madrasah Nur Hidayah mengapresiasi kegiatan ini. Dikatakannya digitalisasi manajemen keuangan di madrasah masih nol. “Dengan adanya program ini, semoga bisa meningkat hingga 100 persen,”  katanya.

Endang Sulistiyani menambahkan program ini menjadi wujud kontribusi nyata dosen dalam mendukung transformasi digital di bidang pendidikan, khususnya madrasah. Kegiatan ini terlaksana berkat dukungan dana hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI.

“Alhamdulillah, program ini dapat berjalan dengan dukungan hibah nasional Pendanaan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2025 Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Ruang Lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat,” ujar Endang Sulistiyani selaku ketua tim.

Sosialisasi, Pelatihan dan Pendampingan adalah Kunci

Program ini melibatkan bendahara, staf tata usaha, serta para guru MIS Al Hidayah. Rangkaian kegiatan dimulai dari sosialisasi pentingnya manajemen keuangan, pelatihan penyusunan pembukuan sederhana berbasis studi kasus, hingga pendampingan penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan.

Para peserta juga melakukan uji coba sistem untuk mengenal teknologi yang akan digunakan. Selain itu, diberikan materi literasi keuangan digital, mengingat tingginya ancaman kejahatan finansial berbasis digital yang bisa menyasar berbagai kalangan, termasuk guru maupun siswa.

Inovasi sistem informasi keuangan madrasah yang ditawarkan tim pengabdi diharapkan dapat menjadi solusi atas keterbatasan teknologi pencatatan. Sementara itu, masalah keterbatasan kemampuan SDM dijawab melalui pelatihan dan pendampingan intensif. “Melalui program ini, kami berharap tata kelola keuangan sekaligus literasi digital madrasah bisa meningkat,” tutur Endang Sulistiyani.

Karenanya pendampingan secara intensif menjadi rangkaian kegiatan untuk memastikan proses adopsi teknologi SIM Keuangan berjalan dengan lancar. Pihak madrasah pun berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut untuk bidang pengembangan lainnya. ril/hms

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry