SURABAYA | duta.co – Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa tentu menjadi pasar potensial bagi produk nutrisi, salah satunya Herbalife. Bahkan saat ini Indonesia masuk sebagai 10 negara dengan penjualan terbesar dunia.
“Indonesia merupakan pasar yang potensial dan menjadi bidikan produk herbal dan nutrisi dunia. Bagi Herbalife, Indonesia telah masuk 10 besar negara dengan penjualan terbesar dunia. Untuk Asia bahkan nomor dua terbesar di luar China,” Country General Manager Herbalife Indonesia, Andam Dewi di sela Herbalife Asia Pasific Wellness Tour 2017 yang berangsung di Surabaya, Minggu (16/4/2017).
Selain faktor jumlah penduduk, besarnya potensi pasar Indonesia bagi Herbalife karena masyarakat saat ini sudah mulai lebih paham bahwa produk herbal buka merupakan obat, melainkan sebagai nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
“Kesadaran pencegahan dini dari penyakit membuat masyarakat saat ini banyak mengkonsumsi asupan nutrisi, sehingga produk herbal semakin diminati di Indonesia,” ucapnya yang menyebut bahwa Herbalife juga ikut mendukung asupan nutrisi masyarakat dengan beragam produk-produknya yang sudah diakui dunia.
Meski demikian, pihaknya terus berupaya mengkampanyekan gaya hidup sehat dengan aktif bergerak dan berolah raga, serta asupan nutrisi yang seimbang guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satunya melalui kegiatan bertajuk ‘Herbalife Asia Pasific Wellness Tour 2017’.
“Herbalife Asia Pasific Wellness Tour 2017 diisi dengan simposium dan kampanye kesehatan yang berlangsung pada 5 April hingga 15 Mei 2017 dan dilaksanakan di 23 kota di Asia Pasifik. Di Indonesia sendiri kita gelar di 2 kota, yakni Jakarta dan Surabaya,” tandas Andam Dewi.
Di Surabaya, kegiatan yang dihadiri 1.200 peserta tersebut menghadirkan Senior Manager of Sport Performance and Education Herbalife, Dr Dana Ryan yang ikut memberikan informasi, edukasi dan melatih anggota Independen Herbalife serta anggota masyarakat akan prinsip-prinsip gizi yang baik dan aktivitas fisik secara teratur.
Dalam kesempatan itu, Andam Dewi juga memaparkan survei terkait kecukupan nutrisi, kebiasaan dan perilaku konsumen di Asia Pasifik. Survei “Asia Pacific Balanced Nutrition Survey” ini dilakukan di 12 target pasar yang terdiri dari 6.000 responden berusia 18 tahun ke atas terkait dengan persepsi tentang gizi seimbang, kebiasaan pemenuhan gizi, serta tantangan yang mereka hadapi dalam pemenuhan gizi seimbang setiap harinya.
Survei tersebut mengungkapkan bahwa 71 persen responden hanya memakan 1-2 porsi buah per hari atau jauh dari jumlah yang seharusnya dianjurkan yakni 5 porsi per hari. Lalu, sebanyak 57 persen responden tidak minum cukup air sesuai rekomendasi 8 gelas per hari dan lebih dari setengah atau 54 persen responden melakukan aktivitas fisik kurang dari satu jam, bahkan 11 persennya tidak melakukan aktivitas fisik apapun.
Sementara Dr Dana Ryan mengakui, sepertinya ada belakangan ada kesalahpahaman bahwa nutrisi hanya untuk seorang atlet elit. Tetapi sebenarnya asupan nutrisi seimbang didasarkan pada nutrisi umum padat yang dapat diterapkan kepada siapa saja baik muda, tua, atlet dan sebagainya. Mencukupi kebutuhan asupan nutrisi umum sebenarnya adalah mengkonsumsi sejumlah kalori untuk mempertahankan fungsi vital tubuh dengan tujuan memenuhi gizi dan menjaga kebugaran. Harus dipastikan bahwa kita memiliki asupan macronutrients yang tepat, antara lain; protein, karbohidrat dan lemak.
“Melalui berbagai upaya berkesinambungan, kami berharap dapat memberikan wawasan yang tepat dan mencukupi dalam menjalani pola hidup sehat di masyarakat di Iindonesia dan seluruh Asia Pasifik pada umumnya. Dalam hal ini, dibutuhkan peran organisasi atau perusahaan untuk ikut terlibat guna mendorong kebiasaan hidup sehat seperti menggabungkan aktivitas fisik dan memberikan support melalui asupan nutrisi yang tepat,” bebernya. net