Perubahan iklim (moderat) ini disambut suka cita wanita Arab. (FT/IDNTIME)

MAKKAH | duta.co — Arus perubahan di Arab Saudi ternyata lebih cepat dari perkiraan banyak orang. Setelah diperbolehkan menyetir mobil sendiri, mulai tahun depan Kaum Hawa di wilayah Kerajaan dibolehkan menonton pertandingan sepak bola di stadion.

Pengumuman ini disampaikan langsung oleh sejumlah pejabat Saudi. “Kebijakan ini dimaksudkan agar wanita Saudi memiliki lebih banyak kebebasan yang sebelumnya tidak mereka dapatkan karena adanya pemisahan gender yang ketat,” jelas para pejabat seperti dilansir laman BBC, Senin (30/10).

Menurut para pejabat ini, pangeran Muhammad bin Salman kini sedang melakukan upaya besar untuk memodernisasi masyarakat Saudi, selain upaya untuk meningkatkan perekonomian.

Apa yang disebut reformasi ini sudah direncanakan Pangeran Muhammad. Putera Mahkota Saudi berusia 32 tahun itu bertekad untuk menjadikan ekonomi Saudi tidak melulu bergantung pada minyak. Reformasi gencar itu disebut sebagai Visi 2030.

Otoritas olahraga Arab Saudi pun sudah melakukan pembenahan tentang kebijakan bolehnya wanita nonton sepak bola. Ada tiga stadion yang telah disiapkan, yaitu di Riyadh, Jeddah, dan Dammam.

Di tiga wilayah itu, stadion sepak bola mulai dilengkapi fasilitas pendukung. Antara lain, layar monitor raksasa, restoran, kafe, dan lain-lain. Hingga berita ini diturunkan, belum jelas bagaimana tanggapan atau fatwa para ulama di sana terhadap kebijakan baru ini. Apakah menuju kebaikan? Atau malah makin menuju keburukan? Wallahu A’lam Bishawwab.

Tang jelas, Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman ingin menghapus citra konservatif yang melekat pada negaranya. Pangeran bertekad mengembalikan Saudi ke prinsip fundamentalnya sebagai negara terbuka.

”Kami hanya akan kembali menerapkan nilai yang selama ini kami yakini, yakni bahwa Saudi adalah negara Islam yang terbuka. Kami terbuka pada dunia dan agama apa pun,” ucap Mohammad dalam Future Investment Initiative, konferensi internasional di bidang ekonomi di Riyadh, Saudi,  Rabu (24/10/20117), Ia berjanji menghapus ekstremisme dan radikalisme.

“Sebanyak 70 persen penduduk Arab Saudi berusia di bawah 30 tahun dan sejujurnya, kami tidak ingin menghabiskan 30 tahun lagi untuk menangani gagasan-gagasan destruktif tersebut. Kami akan menghancurkannya hari ini,” katanya kepada 2.000 investor yang menghadiri forum ekonomi di Riyadh.

Mohammad Salman optimis dapat memajukan Arab Saudi ke arah lebih baik. Meninggalkan era 1979, mengacu pada bangkitnya politik Islam di tahun-tahun berikutnya setelah pembunuhan Raja Faisal di tahun 1975.

Awal 1970-an memicu perubahan besar di negara-negara penghasil minyak terbesar termasuk pengenalan televisi dan sekolah untuk anak perempuan.

Namun, perubahan tersebut terjadi setelah keluarga Al-Sheikh, yang mengendalikan peraturan agama dan sosial di Arab Saudi dan keluarga pemerintah Al-Saud, dengan perlahan memperkuat sebuah kebijakan konservatif yang identik dengan Riyadh.

”Kami akan melenyapkan semua itu dari Saudi sesegera mungkin,” janjinya. Lewat Vision 2030 yang dia gagas, putra Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud tersebut optimistis bisa memodernkan Saudi.

Dia mempersiapkan Saudi untuk menghadapi era baru, yakni era Saudi tak bergantung lagi pada minyak sebagai sumber pendapatan utama. ”Kami akan membangun kota baru di pesisir Laut Merah. Dari sana, kami akan memperkenalkan gaya hidup baru Saudi yang jauh berbeda,” katanya.

Pernyataan Pangeran Mohammad terbaru ini dinilai paling terbuka oleh seorang pejabat Arab Saudi. Pangeran muda tersebut dianggap berada di balik keputusan Raja Salman untuk membatalkan larangan mengemudi dari Arab Saudi bulan lalu, kutip AFP. (rep,em)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry