SURABAYA | duta.co – Hasil penghitungan suara Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 di KPUD Jawa Timur diwarnai aksi penolakan dari ratusan massa simpatisan partai yang datang dari berbagai daerah di Jawa Timur.

Ratusan massa pun mulai bertindak anarkis dengan melempari petugas keamanan dari Korem 084/Bhaskara Jaya, Polrestabes Surabaya, dan Polda Jatim yang sudah siaga di depan kantor KPUD Jatim.

Namun, kejadian aksi anarkis itu hanyalah simulasi latihan pengamanan Pemilu 2019 Kodam V/Brawijaya yang diselenggarakan oleh Korem 084/Bhaskara Jaya, Kamis (14/2/2019) di lapangan Makodam V/Brawijaya.

“Kegiatan ini  adalah latihan pengamanan dalam rangka Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden yang akan dilaksanakan pada April 2019 nanti. Unsur yang dilibatkan dalam PAM ini terdiri dari TNI,” kata Irdam V Brawijaya, Kolonel Inf Joni Pardede usai simulasi PAM.

Menurutnya, pengamanan pemilu mendatang difokuskan pada kesiapan personel, baik dalam hal kemampuan dan pemahaman tentang kegiatan pengamanan ini. Terkait trouble spot (daerah pusat kekacauan,red) yang sudah dipelajari, dan dianalisa.

“Nantinya analisa ini akan menjadi bahan untuk kegiatan pengamanan, terutama pada titik-titik yang menjadi prioritas,” tegas Mayor Supriyanto yang juga dipercaya sebagai koordinator simulasi aksi demo.

Pada simulasi ini, pihaknya berharap Pemilu 2019 nanti bisa berjalan dengan sukses, lancar dan damai. Serta membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, seperti harapan TNI maupun Polri. Ditanya terkait kesiapan, Irdam menegaskan, seluruh prajurit TNI siap dalam pengamanan.

“TNI kesiapannya sudah 100 persen, baik untuk personil maupun materiil. Kita berharap tidak ada kekacauan nantinya,” pungkasnya.

Mayor Supriyanto dengan pengeras suara mengintruksikan ke massa aksi untuk terus menyerang aparat keamanan.

Persiapan Cukup Matang

Ditempat yang sama, Komandan Koramil (Danramil) 0831/05 Rungkut, Mayor Chb Supriyanto selaku koordinator simulasi aksi demo dan kebagian ‘memprovokasi’ massa menambahkan, latihan simulasi pengamanan diselenggarakan mulai hari Senin (11/2) lalu, hingga hari ini adalah puncak dari kegiatan.

“Persiapannya cukup matang, mulai Senin lalu. Latihan setiap hari, kemudian perlengkapan apa yang perlu disiapkan dalam simulasi. Intinya kami sudah siap, baik dari simulasi dan back up pengamanan Pemilu 2019 nanti,” ungkap perwira asal Nganjuk ini kepada wartawan Duta.

Ia menceritakan, simulasi ini berjalan sesuai dengan tahapan pelaksanaan Pemilu 2019. Yang mana massa dari wilayah yang diantaranya dari Surabaya, Madura, Pacitan dan Probolinggo merasa tidak puas dengan hasil quick count (hitung cepat) terhadap salah satu paslon. Sehingga massa berencana melakukan aksi protes di KPU Jatim.

Massa dari sejumlah daerah, lanjut Supriyanto, bergerak menuju Tugu Pahlawan di depan Kantor Gubernur untuk menuntut hasil Pemilu. Kepada Bhirawa, Supriyanto menjelaskan, selanjutnya Babinsa dan Bhabinkamtibmas melakukan negosiasi terhadap ratusan massa untuk tidak ke KPU Jatim. Namun massa tetap bersikukuh.

“Setelah dipertemukan dengan Ketua KPU, massa terus anarkis hingga pasukan PHH TNI dan pasukan pengurai melakukan tindakan dan berhasil memukul mundur massa,” pungkasnya. (and/nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry