Anugrah Linda Mutiarani, S.Gz., M.Kes – Dosen Fakultas Kesehatan (FKes)

PRA sindrom metabolik merupakan kondisi terjadinya dua dari lima parameter sindrom metabolik, yaitu obesitas sentral, peningkatan tekanan darah, peningkatan nilai trigliserida darah, peningkatan nilai glukosa darah puasa, dan penurunan nilai high density lipoprotein (HDL) darah.

Sindrom metabolik sangat berkaitan dengan penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, dislipidemia, penyakit jantung koroner, dan sebagainya. Penelitian Noubiap, et al (2020) memperkirakan prevalensi sindrom metabolik di dunia pada tahun 2020 berkisar pada angka 2,8% pada anak-anak dan 4,8% pada remaja.

Salah satu indikator pra sindrom metabolik adalah kejadian obesitas yang ditandai dengan IMT (Indek Masa Tubuh) yang berlebih. Berdasarkan penelitian Lee, et al pada tahun 2020 menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki IMT berlebih beresiko lebih tinggi mengalami pra sindrom metabolik.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Selain obesitas, tekanan darah juga merupakan salah satu parameter peningkatan resiko pra sindrom metabolik. Berdasarkan Riskesdas tahun 2018, kejadian hipertensi di Jawa Timur sebesar 36,32%. Menurut Santoso tahun 2016 menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi pada kelompok 15-19 tahun di Kota Surabaya sebesar 6,4%.

Salah satu faktor penyebab kejadian obesitas pada remaja adalah jajanan yang tidak sehat, seperti konsumsi jajanan yang tinggi lemak, tinggi gula, dan tinggi kalori serta kurangnya aktivitas fisik. Membeli jajanan sudah menjadi kebiasaan untuk sebagian pelajar remaja saat istirahat dan pulang sekolah.

Program Studi S1 Gizi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya mengambil peran dalam pemeriksaan pra sindrom metabolik pada remaja di SMAIT Al Uswah Surabaya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 3 dosen dan 8 mahasiswa Prodi S1 Gizi pada tanggal 26 April 2024. Para siswa sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini.

Diawali dengan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang, dan tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pengukuran status gizi. Siswa yang memiliki status gizi obesitas dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan gula darah.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebanyak 31,6% siswa memiliki status gizi overweight dan obesitas, 14,8% siswa memiliki hipertensi, serta 11,6% siswa mengalami pra sindrom metabolik yang akan beresiko menjadi sindrom metabolik. Pengaturan pola makan tinggi serat, antioksidan, rendah gula dan lemak, serta pembatasan makanan olahan perlu diterapkan kepada siswa serta perlu adanya peningkatan aktifitas fisik. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry