Gus Yasien (kanan) dan Cak Anam (Drs Choirul Anam) dalam sebuah pertemuan. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MH menyorot tajam gerakan politik Menteri BUMN Erick Thohir. Apalagi kemudian dia sibuk minta doa restu ke kiai-kiai pesantren, alasannya mendapat amanah sebagai Ketua Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama yang ke-100 tahun pada 2023 mendatang.

“Ini manuver politik yang kelewat vulgar. Harlah NU ke-99 baru saja kita gelar, sekarang sudah minta restu sebagai Ketua Harlah NU ke-100 tahun. Sebagai menteri BUMN, mestinya dia sibuk menangkal kenaikan BBM yang kian mencekik rakyat,” demikian Gus Yasien panggilan akrab H Tjetjep Mohammad Yasien kepada duta.co, Minggu (8/5/22).

Menurut alumni PP Tebuireng Jombang ini, sebagai Menteri BUMN, Erick bisa saja menggunakan dana rakyat untuk blusukan ke pesantren. Kalau ini yang terjadi, maka, itu sama saja membenani keuangan Negara. “Pertanggungjawabannya di akhirat berat. Lebih baik mundur dari Menteri BUMN. Lalu, konsentrasi soal Pilpres 2024. Jangan bebani uang negara,” jelasnya.

Lebih Baik Mundur

Seperti kita baca, Erick Thohir memohon doa restu para ulama se-Pasuruan Raya, Jawa Timur agar dapat menjalankan amanah sebagai Ketua Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama yang ke-100 tahun pada 2023 mendatang. “Mohon doa dan restu dari para kyai, ulama, dan santri agar persiapan agenda kita berjalan lancar,” kata Erick, Kamis (5/5/2022).

Erick juga meminta doa dan dukungan dari para ulama agar senantiasa amanah dan menjadi teladan dalam memimpin Kementerian BUMN yang memberikan manfaat nyata untuk rakyat. “Saya mengajak seluruh keluarga besar pesantren untuk bersama merawat keharmonisan antarumat, mengikat kembali simpul-simpul silaturahmi demi kebaikan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya sebagaimana warta inilah.com.

Dalam silaturahmi itu Erick berkomitmen menjadikan pondok pesantren sebagai mercusuar peradaban dan sebagai salah satu motor penggerak ekonomi umat melalui kerja sama dengan BUMN.

Diantara program BUMN tersebut yaitu, program BUMNU (Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama), program Santripreneur dan Santri Magang di BUMN. Kemudian program Makmur dan program vokasi melalui tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) di 15 pesantren sebagai percontohan. Selanjutnya program beasiswa pendidikan S2 yang dapat diikuti guru dan pengajar di pesantren. “Jika solidaritasnya sudah terjalin kuat, Insya Allah pesantren siap menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan umat,” pungkas Erick.

Menanggapi hal ini, pengacara senior ini mengaku prihatin. Bagaimana seorang menteri BUMN hanya muter-muter ke pesantren. “Dunia pesantren sudah paham apa yang harus dilakukan. Mestinya, sebagai Menteri BUMN ikut sedih melihat perekonomian nasional yang kian terpuruk. Dia harus jelaskan kepada rakyat, mengapa BBM (Bahan Bakar Minyak) mahal? Mengapa listrik terus naik, mengala PLN hutangnya menumpuk?” tambahnya.

Andai jadi Erick, aku Gus Yasien, dia akan menolak menjadi Ketua Harlah ke-100 NU. “Mengapa? Karena ini jelas muatan politiknya. Umat itu, tidak bodoh. Mudah melihatnya, apalagi tampak begitu vulgar seperti ini. Kasihan dia kan,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry