BATANG | duta.co – Indonesia harus berada dalam keseimbangan. Tidak boleh miring ke kiri atau ke kanan. Inilah tugas Gerakan Pemuda (GP) Ansor agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap kokoh mengayomi semua golongan. Menutup rangkaian kegiatan Harlah ke-83, GP Ansor Jateng kembali menggelar Apel Kesetiaan Pancasila dan NKRI, Senin (24/04/17) di Lapangan Wisata Agro Kebun Jolotigo, Desa Tombo, Kabupaten Batang.
Kasatkorwil Banser Jateng, Hasyim Asy’ari selaku inspektur upacara, menegaskan bahwa GP Ansor memegang kuat keputusan khittah NU, dengan begitu Ansor dan Banser tidak dalam dukung-mendukung politik praktis. “Politik GP Ansor dan Banser adalah politik kenegaraan. Bukan politik partisan,” tegas Hasyim.
Lebih lanjut, Hasyim menegaskan, bahwa, peran penting kader NU adalah menjaga keutuhan NKRI. Republik ini harus berdiri tegak mengayomi semua golongan. Tidak boleh ada kekuatan yang ingin merobek NKRI, mengganti dasar negara. Sekali dasar negara itu diganti, maka Indonesia akan hancur lebur.
“GP Ansor dan Banser adalah bagian dari NU yang, selalu menampilkan ideologi keseimbangan dan perdamaian, bukan ekstrem kanan maupun kiri. Karena itu, sikap GP Ansor dan Banser harus tegas menghadapi ekstremis. Ini wajib dilakukan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya mantab.
Selain itu, Hasyim juga menyampaikan pesan Habib Luthfi bin Yahya, agar GP Ansor dan Banser menjalankan ideologi keagamaan yang sesuai dengan bhinneka tunggal ika. Yaitu sebagai garda terdepan dalam menjaga dan mengawal keutuhan NKRI.
“Kita harus sungguh-sungguh berorganisasi, tidak boleh main-main, tidak boleh setengah-setengah dalam menjaga NKRI sekaligus menjaga Islam aswaja an-nahdliyah,” ungkapnya.
Apalagi, lanjutnya, Ansor lahir tahun 1934, sebelum republik ini berdiri. Maka Ansor dan Banser memiliki tanggungjawab menjaga perjuangan ulama yang, dengan susah payah mendirikan dan memperjuangkan kemerdekaan republik ini. Demikian disampaikan Hasyim usai membacakan Nawa Prasetya Banser. (rif)
