Video penyesalan seorang pengandang tunanetra terus beredar dan Kiai Ma'ruf (FT/detik.com)

SURABAYA | duta.co – Media massa sedang mendapat undangan peliputan aksi yang digelar Persatuan Aksi Sosial Tuna Netra Indonesia (PASTI). “Mohon diliput, kami akan menggelar aksi di Kantor MUI Jln. Proklamasi Jakarta Pusat dan dilanjutkan ke Komnas HAM menuntut Cawapres Ma’ruf Amin minta maaf atas sebutan ‘buta dan budek’. Ini benar-benar menyakitkan kami,” demikian undangan yang masuk ke duta.co, atas nama Arif, Ketua PASTI Rabu (14/11/2018).

Menurut Arif, keluarga besar PASTI menyesal sekali dengan ucapan yang dilontarkan seorang Calon Wakil Presiden nomor urut 01. “Sikap kritis orang pinter terhadap Pemerintahan Jokowi sering kami dengar, kami bukan berarti mereka buta dan budek. Kami memang lahir sudah buta. Tapi kami tak buta hati dan tak buta politik. Kami merasakan kehidupan kami semakin terpuruk sejak Jokowi  jadi presiden. Kami ingin insan press ikut meliput acara kami, yang berlangsung pukul 11.00-12.00 WIB,” jelas Arif.

Seperti diberitakan, kalimat KH Ma’ruf Amin, hanya orang buta dan budek yang tidak bisa melihat prestasi Presiden Jokowi, telah membuat sedih komunitas penyandang disabilitas. Selasa (13/11/2018) kemarin video seorang penyandang tunanetra masih menyasar media sosial.

“Yang saya hormati Calon Presiden nomor satu, Kiai Haji Ma’ruf Amin, semoga Allah subhanahu wata’ala memanjangkan umurnya, sehingga beliau Bapak Kiai Ma’ruf Amin masih bisa bertaubat,” katanya dengan suara lirih.

“Pada hari ini, saya selaku penyandang tunanetra sangat tersinggung dengan ucapan Bapak Ma’ruf Amin yang menyatakan, hanya orang budek dan orang buta saja yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat prestasi Presiden Jokowi. Sungguh pernyataan ini mengagetkan saya….,” tambahnya.

Jangan Juga Pakai Ayat

Sebelumnya, komunitas disabilitas sudah bereaksi terhadap pernyataan Kiai Ma’ruf yang disampaikan dalam acara peresmian posko dan deklarasi relawan yang mengatasnamakan Barisan Nusantara (Barnus) di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11) lalu.

Dalam acara itu Kiai Ma’ruf menyindir pihak-pihak yang kerap mengkritik kinerja Presiden Jokowi sebagai orang-orang budek (tuli) dan buta. Forum Tunanetra Menggugat menganggap pernyataan Ma’ruf tersebut telah mencederai perjuangan kaum disabilitas.

“Bagi kami pernyataan Kiai Ma’ruf sangat memprihatinkan. Ketika kita sedang berjuang melawan stigma, justru menjadi objek. Ini juga sangat ironis ketika kita berjuang melawan stigma, justru ada yang mencoba menenggelamkan kita dalam posisi negatif,” kata juru bicara Forum Tunanetra Menggugat, Suhendar di kantor kesekretariatan Ikatan Alumni Wyata Guna (IAWG) Bandung, Senin (12/11).

Kiai Ma’ruf dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com juga telah memberikan klarifikasi atas kata budek dan buta yang ia gunakan. Ma’ruf menyatakan semua yang dia katakan sudah ada di dalam Alquran. Yang dimaksudnya adalah ‘ṣummum, bukmun, ‘umyun’, yang tertera di surat QS al-Baqarah (2):18.

“Artinya orang yang tak mendengar, orang yang tak mau melihat, yang tak mau mengakui kebenaran itu namanya bisu, budek, buta,” papar Kiai Ma’ruf.

Tetapi, penjelasan Kiai Ma’ruf ini langsung diluruskan Ketua Barisan Kyai dan Santri Nahdliyin (BKSN), KH Agus Solachul A’am Wahib Wahab. Menurut Gus A’am ayat ‘ṣummum, bukmun, ‘umyun’ itu jauh dari konteks Jokowi. “Inilah mengapa kita minta agar tidak mainan ayat. Bahaya,” jelasnya. (net,mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry