SURABAYA | duta.co – Ahmad Zaky, CEO layanan e-commerce itu pasti tidak dalam rangka menyinggung Jokowi. Apalagi gelar acaranya sudah didatangi dan dipuji Jokowi. Tetapi, siapa sangka, cuitannya membuat jagad twitter bergemuruh, padahal Zaky hanya menulis kalimat “presiden baru”.

Pendukung Jokowi marah. Mungkin karena tidak ada yang berperan sebagai Romi untuk meralatnya. Akhirnya muncul tagar #uninstallbukalapak, kemudian menjadi tren di Indonesia sejak satu jam berakhir.

Tagar ini awalnya digunakan untuk gerakan menghapus aplikasi Bukalapak karena dinilai Zaky, menyinggung para pendukung calon presiden no 01, Joko Widodo.

Menanggapi viralnya cuitannya, Zaky Kamis (14/2) pagi memberikan konfirmasi bahwa ia tidak bermaksud untuk memihak kalangan tertentu. Menurutnya, presiden baru ini bisa siapa saja yang memenangkan pemilu kelak.

Pendiri dan CEO Bukalapak Achmad Zaky itu pun meminta maaf kepada pendukung Presiden Joko Widodo terkait dengan cuitannya soal dana riset soal industri 4.0.

Sebelumnya, dia mengkritik pendanaan riset untuk industri 4.0 di Indonesia yang hanya mencapai US$2 miliar. Zaky menyatakan dana itu jauh lebih rendah dibandingkan negara lain macam Singapura dan Malaysia masing-masing US$10 miliar, atau AS yang mencapai US$511 miliar.

Dalam klarifikasinya, dia menegaskan bahwa dukungan pemerintah sekarang ini sudah memberikan semangat untuk industri 4.0. Dalam hal ini, Zaky meminta maaf jika ada pihak-pihak yang salah mempersepsikan cuitan sebelumnya.

Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yg kurang sesuai kata2 saya ??? jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama2 orang solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya,” katanya.

Dia menuturkan riset dan pengembangan terkait industri 4.0 adalah pembeda negara maju dan miskin. “Kalau ga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga,” katanya.

Zaky awalnya mengungkap soal anggaran R&D yang sangat minim tahun 2016 yang hanya US$ 2 miliar. Atau tertinggal jauh dari negara lain yang sudah menyediakan anggaran R&D. Misalnya Amerika Serikat menjadi negara pertama yang menyediakan angagran R&D sebesar US$ 511 miliar, China US$ 451 miliar.

Kemudian Jepang US$ 165 miliar, Jerman US$ 118 miliar, Korea Selatan US$ 91 miliar, Taiwan US$ 33 miliar, Australia US$ 23 miliar, Malaysia US$ 10 miliar, dan Singapura US$ 10 miliar. Namun diakhir tweet Zaki menyebutkan soal presiden baru.

“Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin,” tulis Zaky dalam akunnya.

Bahkan Zaky menyebut bahwa industri 4.0 itu omong kosong. “Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (merujuk hanya US$ 2 miliar),” tulisnya.

Kalimat ‘Mudah-mudahan presiden baru bisa naikin’ membuat marah pendukung Jokowi. Apalagi sebelumnya acaranya didatangi dan dipuji Jokowi.  Waallahu’alam. (net,dnni)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry