JAKARTA | duta.co – Ini mungkin sudah kelewatan. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sekarang tengah menjadi sorotan publik sebab dinilai sudah keterlaluan. Hal itu gara-gara lontaran pertanyaannya kepada seorang aparatur sipil negara (ASN) dalam acara internal Kominfo di Hall Basket Senayan, Jakarta, kemarin (Kamis 31/1/2019) kemarin yang disebut sudah berlebihan.
Berawal ketika Rudiantara memimpin pemilihan desain stiker sosialisasi Pemilu yang akan ditempelkan di lingkungan kantor, dengan skema pemungutan suara. Ada dua opsi desain yang ditunjukkan, yakni nomor 01 dan nomor 02. Kejadian selanjutnya pun terasa lucu. Sebelum dimulai pemungutan suara, Rudiantara menegaskan pilihan desain ini tidak melambangkan aspirasi politik Pilpres. Namun yang terjadi sebaliknya. Dan ini yang lucu.
Pria yang karib disapa Chief RA ini pun menyindir ASN yang mengaitkan pilihan desain stiker nomor dua dengan Pilpres. “Bu.., Bu… yang bayar gaji ibu siapa sekarang? Pemerintah atau siapa?” tanya Rudiantara kepada ASN yang ternyata memilih nomor 02.
Rudiantara menimpali lagi. “Bukan yang keyakinan ibu? Ya sudah makasih.”
Video acara di mana Rudiantara dinilai “kampanye” itu pun viral di media sosial. Sebagian diaplod di youtube seperti dalam tayangan Pro-Kontra di laman ini. Hashtag #YangGajiKamuSiapa mendadak trending di media sosial Twitter berikut video pendek Rudiantara tengah bersama ratusan ASN dalam acara tersebut.

“Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh,” kata Plt. Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu melalui siaran pers, Jumat (1/2/2019) pagi ini.

Nando, begitu ia disapa, mengklarifikasi bahwa sebelumnya Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitan dengan Pemilu.
“Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai empat kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung,” terangnya.
Dalam zooming video hasil rekaman, menurut Nando, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu dan sekali lagi menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres.
Momen selanjutnya adalah upaya Menkominfo untuk meluruskan permasalahan desain yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik.
Terlihat bahwa ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan, bahkan setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Menkominfo.
“Menkominfo merasa tak habis pikir mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “Yang Gaji Ibu Siapa?” tegasnya.
Nando kembali menekankan, Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik.
“Atas pernyataan ‘yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu’, ‘keyakinan’ dalam hal ini bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut, melainkan merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN,” paparnya lebih lanjut.
Hal ini kembali ditegaskan Menkominfo dalam penutupnya bahwa posisi ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral dan justru menjadi pemersatu bangsa dan memerangi hoax.
Sejumlah kalangan khawatir dengan nasib ASN itu sebab bisa jadi kena sanksi. Padahal, bisa jadi juga dia menjawab jujur sesuai konteks pertanyaan, mengingat acara itu sendiri dan pertanyaan menteri menjadi jumboh, seperti menggiring ke arah kampanye. “Pilihan penomoran 01 dan 02 itu jelas menjurus ke kampanye tapi ini meleset sebab ternyata banyak ke nomor 02. Jadi, tidak salah bila ASN itu menjawab begitu, sebab suasana acara seperti itu,” kata Sulastri, warga Depok, Jabar, Jumat pagi tadi. (wis/rmol)