SURABAYA | duta.co – Pemberdayaan ekonomi umat yang dibesut Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Nahdlatul Ulama (NU) Ngasem, Bojonegoro viral di media sosial. Tidak sedikit warganet yang memberikan acungan jempol terhadap pengelola BMT NU Ngasem Group, dan belakangan menjadi pusat penggerak ekonomi umat.

Bangunannya sangat mentereng. Gedung Holding Koperasi ini hadir dengan fasilitas beragam. Mulai dari swalayan modern, food courd, babershop, pijat refleksi, rumah cantik, kolam renang, play ground, perpustakaan digital, gym atau pusat kebugaran, guest house hotel syariah, ballroom, dan meeting room. Lokasinya juga strategis, berada di Jl Raya Kalitidu-Ngasem, Bojonegoro.

“Patut ditiru, kalau perlu sekolah ke Ngasem. Alangkah bangganya kalau seluruh PCNU memiliki gerakan yang sama,” demikian salah seorang warga NU di Kabupaten Sidoarjo terpantau duta.co, Minggu (2/3/25).

Ya! Rabu (26/2/2025)  kemarin, BMT yang dinamai ‘Nurul Ummah’ Ngasem Bojonegoro itu tengah menggelar soft launching kantor terbarunya, holding BMT NU Ngasem Group. Gedung koperasi berlantai lima itu, diresmikan penggunaannya oleh Sekretaris Menteri Koperasi Ahmad Zabadi.

Tak tanggung-tanggung, dalam soft launching itu hadir sekira 600 orang anggota perwakilan NU Ngasem serta sejumlah Kepala Dinas (Kadis) Koperasi dari 4 kabupaten, Bojonegoro, Lamongan, Tuban dan Ngawi.

Juga tampak para pegiat Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia ( Forkom KBI) dan Forum Koperasi Indonesia (Forkopi); antara lain Kamaruddin Batubara (BMI Group); Abdul Madjid (UGT Nusantara); Dumairi (Maslahah); Asti Aji Riyanto (Utama Karya); Purwoko (Pangestu); Frans Meroga Panggabean (Nasari); dan Sudirman Agus (Apeksyindo).

“Saya salut dengan BMT NU Ngasem yang kiprahnya tidak banyak terdengar tiba-tiba meluncurkan holding koperasi. Ini patut diapresiasi oleh koperasi lainnya,” kata Zabadi. Dia mengimbau setiap pegiat koperasi yang bergerak di sektor simpan pinjam untuk melakukan terobosan usaha melalui pemekaran usaha (spin-off).

Mengapa spin-off diperlukan? Karena menurut Zabadi, bisnis koperasi seyogianya dapat memenuhi berbagai kebutuhan anggotanya. “Dengan demikian, tidak hanya melepas pembiayaan, tetapi juga memfasilitasi usaha-usaha anggota dan melakukan pendampingan,” tuturnya.

BMT NU Ngasem ini memang luar biasa. Sejak berdiri pada 2013, BMT NU Ngasem kini sudah memiliki sekitar 80 ribu anggota tersebar di 33 kantor cabang di empat kabupaten di Jatim, memiliki aset Rp 300 miliar.

Wabub Nurul Azizah pun memberikan apresiasi saat hadir dalam acara Grand Opening . Apalagi BMT NU Ngasem ini telah terpatri sebagai juara 1 koperasi berprestasi tingkat nasional, terobosan tersebut sebagai upaya turut serta merealisasikan arahan presiden Prabowo, menciptakan inovasi dalam pengelolaan koperasi.

“Pemkab Bojonegoro akan mendukung upaya-upaya menumbuhkan perekonomian lokal. Dengan harapan, akan tergali potensi-potensi yang ada ditengah masyarakat untuk dikembangkan. Selain itu, UMKM perlu mendapat tempat untuk dapat berkembang.” terang Wabup Nurul Azizah.

Sebelumnya, BMT ini menjadi juara NU Jatim Award 2018. Salah satu yang mendapat perhatian adalah untuk kategori unit ekonomi. Keberadaan dan prestasi Baitul Mal Wattamwil Nahdlatul Ulama Ngasem Bojonegoro layak untuk ditiru serta pantas menjadi juara.

BMT ini berdiri pertengahan 2012 dengan hanya bermodalkan 67 juta rupiah. Namun seiring berjalannya waktu, pada pertengahan tahun ini aset yang dimiliki telah mencapai angka 35 miliar dengan tanpa mengandalkan bantuan bank sekalipun. Bahkan dengan kepercayaan yan diberikan masyarakat, BMT ini telah memiliki banyak cabang yang tersebar di wilayah Bojonegoro dengan aset Rp300 miliar.

“Kita perlu menimba ilmu ke Ngasem, Bojonegoro. Demi pemberdayaan ekonomi umat, apa salahnya sejumlah koperasi di Surabaya  belajar ke sana? Alangkah indahnya kalau kebersamaan itu melahirkan kekuatan,” demikian salah seorang warganet. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry