
SURABAYA | duta.co – Ada moment mengharukan, dan sampai Sabtu (7/10/2017) pagi, masih vial di media sosial. Adalah ketakdziman Presiden Joko Widodo dengan mencium tangan KH Sholeh Qosim, veteran perang kemerdekaan RI di Perayaan HUT ke-72 TNI. Video itu sudah dilihat ratusan ribu orang.
Selain itu, tampak pula, penghormatan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo kepada para kiai sepuh. Itulah salah satu pemandangan di acara HUT ke-72 TNI yang berlangsung di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten Kamis (5 Oktober 2017). Kekompakan yang prima ditunjukkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Presiden RI Jokowi.
Kiai Sholeh Qosim, kepada duta.co, memuji kehebatan TNI. Kiai Sholeh juga mencermati tema besar HUT ke-72, ‘Bersama Rakyat TNI Kuat’. “Kekuatan tentara adalah cermin dari kekuatan rakyat. Karena itu, umat Islam dengan TNI adalah satu napas, satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan,” jelas Kiai Sholeh yang memiliki suara khas, intonasi dan aksentuasi suaranya begitu indah.
Sambutan hangat juga disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah saat menyelenggarakan pengajian bulanan bertema Islam, TNI dan Kedaulatan Bangsa di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jumat (6/10) malam.
PP Muhammadiyah berpandangan kedaulatan Bangsa Indonesia tidak lepas dari umat Islam dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). “Bersyukur kepada Allah swt bisa menyelenggarakan pengajian, boleh jadi ini pengajian paling padat pesertanya, mungkin bisa menjadi rating tertinggi,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir saat memberikan pidato pembukaan di pengajian bulanan, Jumat (6/10).
Haedar menjelaskan, Islam, TNI dan kedaulatan bangsa adalah satu napas dan satu jiwa. Kedaulatan bangsa tidak akan lepas dari umat Islam dan TNI. Tanpa TNI dan umat Islam, tidak akan tegak kedaulatan Bangsa Indonesia.
Pengajian ini dihadiri Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, Pengamat Militer Prof Salim Said, Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hanya bisa dilakukan dengan cara mengadu domba dari dalam. Karena itu, kata dia, pentingnya Indonesia menjaga persatuan dan kesatuan agar tidak terpecah belah.
“Menguasai Indonesia hanya dengan cara mengadu domba,” ujar di dalam acara pengajian bulanan di Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No 62 ini.
Selain adu domba, kata dia, Indonesia tidak akan bisa dipecah walaupun dengan senjata perang. Bukan tanpa alasan, Gatot mengatakan, ciri khas bangsa Indonesia adalah bangsa kesatria. Sebab itulah, bangsa Indonesia tidak akan lemah jika dilawan menggunakan kekerasan.
Gatot mengatakan, sebab satu ancaman adu domba, ulama dan kiai lah yang merupakan bagian utama dalam menjaga kesatuan dan persatuan republik Indonesia. Ulama dan kiai, kata Gatot, menjaga umat Islam dan Indonesia sehingga sampai saat ini Indonesia bisa tidak terpecah belah. (rep.mky)







































