Ketua Yayasan Wijaya Kusuma Surabaya,  Drs Soejadmiko (tengah) menunjukkan buku tentang Kamajapahitan kepada Centre of Student Development UTP Malaysia, Shazrul Hazwan Bin Roslan (dua dari kiri) didampingi perwakilan dari UTP dan UWKS. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Nilai-nilai Kemajapahitan yang diterapkan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menarik Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia.

Perwakilan mahasiswa dan dosen dari kampus Negeri Jiran itu pun mengunjungi UWKS unttuk  melihat dari dekat tentang budaya asli Indonesia itu, Senin (8/5/2023) petang.

Kegiatan ini menjadi rangkaian international student exchange program yang dilakukan oleh UTP Malaysia ke Indonesia khususnya Surabaya. Mereka belajar secara langsung bersama Ketua Yayasan Wijaya Kusuma,  Drs Soejadmiko MM mengenai sejarah kerajaan Majapahit dengan melihat secara langsung bangunan-bangunan gedung kampus budaya tersebut.

Satu di antaranya, saat 15 mahasiswa UTP Malaysia diajak melihat Pelataran Replika Candi Panataran Wijaya Kusuma. Mereka terlihat sangat antusias dan mengutarakan beberapa pertanyaan untuk menjawab rasa ingin taunya. Dimana Candi Penataran sendiri sejak lama menjadi lambang kampus UWKS, dikarenakan dahulu tradisi pendidikan Majapahit dilakukan di Candi Penataran.

“Candi penataran itu dulunya menjadi tempat untuk mendidik para calon kesatriya Majapahit. Kemudian tradisi inilah yang kini diboyong oleh UWKS. Karena UWKS didirikan sebagai tempat untuk mendidik para mahasiswa dari Nusantara dengan beragam ras, suku dan budaya,” ujar Drs Soejatmiko saat menjelaskan sejarah kemajapahitan dihadapan para mahasiswa UTP Malaysia.

Sementara dilain pihak, Centre of Student Development UTP Malaysia, Shazrul Hazwan Bin Roslan mengaku bangga sekaligus kagum melihat bangsa indonesia yang sangat menghargai budayanya sendiri.

“Indonesia ini kaya akan budaya termasuk salah satunya UWKS ini, sebuah kampus yang hampir kami kira museum karena sangat kental dengan budaya kemajapahitan. Sehingga lebih enak apabila belajar disini untuk kami terapkan disana (Malaysia),” ungkapnya.

“Kami melakukan akademik sharing, cross culture (lintas budaya), dan juga sebagai awal kami untuk terus berkolaborasi dengan UWKS khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis(FEB) yang mengundang kami kesini,” imbuhnya.

Secara keseluruhan memang UWKS bisa dibilang kampus budaya, karena tak hanya konsep berdirinya kampus yang berbau budaya sampai akademik yang diberikan kepada mahasiswa pun mengajarkan tentang Kewijayakusumaan.

“Kami di UWKS arahannya wajib memberikan mata kuliah Kewijayakusumaan ini diberikan ke semua mahasiswa di semua fakultas. kalau kami di FEB UWKS memberikan mata kuliah ini sedari semester awal dua sks,” terang Wakil Dekan 3 FEB, James Tumewo.

Setelah dikunjungi oleh rombongan mahasiswa UTP Malaysia, James berharap kedepannya mahasiswa FEB UWKS juga mendapat kesempatan berkunjung ke UTP Malaysia untuk bisa belajar mengenai pembelajarannya. ril/end

Bagaimana Reaksi Anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry