KUDUS | duta.co – Pemerintah Kabupaten Kudus terus mempekuat proses pengusulan gelar pahlawan nasional kepada KH. Raden Asnawi. Penjabat Bupati Kudus Dr. M. Hasan Chabibie menegaskan bahwa pihaknya telah menyelesaikan berbagai proses administratif sesuai regulasi serta komunikasi dengan para pengambil keputusan di level nasional, untuk menguatkan pengusulan gelar pahlawan kepada KH. Raden Asnawi. Demikian Hasan Chabibie menyampaikan kepada media ini, Minggu (8/09).
“Kami dari Pemkab Kudus sudah mendorong penuh berbagai proses untuk pengusulan gelar pahlawan nasional kepada KH. Raden Asnawi. Berbagai dokumen dan admisnistrasi untuk pengusulan gelar pahlawan ini, sudah kami laporkan dari level kabupaten, provinsi hingga pemerintah pusat”.
“Nah, kami juga berkoordinasi dengan Kementerian Sosial dan Kemenkopolhukham untuk memperkuat pengusulan gelar pahlawan nasional ini. Pemkab Kudus menjalankan tugas sesuai dengan regulasi yang ada, dengan jalur komunikasi resmi antar pemerintah yang ada,” demikian ungkap Hasan Chabibie.
Sebelumnya, pada Jumat (06/09) lalu, digelar Sarasehan Kebangsaan “Mengokohkan Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara” yang menghadirkan Dr. Janedjri M. Gaffar, M.Si (Deputi VI Bidang Kesatuan Kemenkopolhukam Republik Indonesia), Penjabat Bupati Kudus Dr. M. Hasan Chabibie serta Prof. Ikhsan (IAIN Kudus). Hadir pula rombongan dari Kemenkopolhukham dari Jakarta, dari level pimpinanan antar eselon di lembaga ini.
Penjabat Bupati Kudus Dr. M. Hasan Chabibie menegaskan bahwa pihaknya sedang punya gawe besar, mengusung KH. Raden Asnawi sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
“Jadi memang rombongan Kemenkopolhukham ini memang dalam rangka untuk melihat seluruh potensi Kudus. Baik dari sisi potensi ekonomi, sosial kemasyarakatan hingga meninjau peran besar KH. Raden Asnawi di Kudus dan sekitarnya khususnya dalam perjuangan kemerdekaan beberapa dekade lampau,” ungkap Hasan Chabibie.
Di hadapan rombongan Kemenkopolhukham dan tokoh masyarakat Kudus, Hasan Chabibie menegaskan bahwa pihaknya ingin mendorong potensi Kudus ini dikenal masyarakat secara luas.
“Meskipun kota Kudus ini kecil, tapi menyimpan banyak resources yang tidak semata-mata Perusahaan, atau masyarakatnya. Juga kita memiliki industri skala nasional yang sering kita pakai atau konsumsi sehari-sehari. Kudus juga punya 18 ribu lebih UMKM yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat. Selain itu, Kudus juga diberkahi 2 Kanjeng Sunan, yakni Kanjeng Sunan Kudus dan Kanjeng Sunan Muria, yang ada akhirnya menjadi DNA dari warga Kudus,” terangnya Hasan Chabibie, yang juga Kepala BKHM Kemendikbudristek.
Lebih lanjut, Hasan Chabibie menyampaikan bahwa sosok KH. Raden Asnawi ini sangat penting di kawasan pantura Jawa, serta menjadi penggerak nasional pada masa pra kemerdekaan dan sosok pendiri Nahdlatul Ulama.
“KH. Raden Asnawi ini masih menjadi cucu dan keturunan dari Kanjeng Sunan Kudus, juga beliau menjadi guru dari sebagian besar dari kiai-kiai Nahdlatul Ulama. Kita tentu kenal Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Chasbullah, dan KH. As’ad Syamsul Arifin sebagai penggerak Nahdlatul Ulama, yang ketiganya sudah mendapat gelar pahlawan nasional. Kalau bertiga mereka itu sudah mendapatkan gelar pahlawan nasional, maka sudah sangat layak apabila KH. Raden Asnawi juga mendapatkan anugerah pahlawan nasional, karena secara usia beliau lebih sepuh, juga jaringan keilmuan yang sangat kuat,” tegas Hasan Chabibie.
Deputi VI Kemenkopolhukham Dr. Djanedjri M. Gaffar mengapresiasi seluruh potensi yang ada di Kudus, sekaligus juga mewanti-wanti tentang tantangan masa depan yang kian kompleks menjelang Indonesia Emas.
“Menjelang tahun 2045, tantangannya sangat kompleks dan ambigu, maka perlu dilihat secara jelas terutama generasi muda. Saya ingin menyampaikan ada beberapa tantangan dalam konteks menjaga kemajemukan bangsa kita. Menjelang 2045, dinamika yang dihadapi sangat bervariasi, penuh ketidakpastian, kompleks serta ambigu,” terang Dr. Janedjri M. Gaffar.
Pada rangkaian agenda ini, delegasi Kemenkopolhukham juga berinteraksi dengan pihak keluarga KH. Raden Asnawi, jajaran Pemkab Kudus serta masyarakat Kudus pada umumnya (*).