Oleh : Mohammad Mahfud – NIM : 214231001, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
SETIAP hari sampah menjadi permasalahan yang tidak ada habisnya, catatatan KLHK menilai lebih dari 10,95 juta lembar sampah kantong plastik yang dihasilkan oleh 100 toko anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( ASPERINDO ), jumlah yang setara dengan 65,7 hektar kantong plastik sebanding dengan 60 kali luas lapangan sepak bola. Kurang lebih sampah plastik yang dihasilkan selama satu menitnya yakni satu juta kantong plastik dan 50% dari kantong plastik tersebut digunakan hanya sekali langsung buang (CNN Indonesia 2016 ). Plastik memang akan menjadi problematika yang susah untuk selesai, selain kebutuhan yang terus meningkat kesadaran masyarakat yang masih minim akan menjadi sesuatu hal yang terus menjadi problematika.
Penggunaan plastik menjadi andalan diseluruh industri mulai dari usaha kecil menengah hingga Perusahaan besar karena keunggulan yang dimiliki oleh bahan dasar plastik. Material plastik secara garis besar dikelompokan menjadi dua bagian utama yaitu jenis material plastik thermoplast dan plastik thermoset. Plastik thermoplast adalah plastik yang dapat di daur ulang, sedangkan plastik thermoset tidak dapat didaur ulang. Dengan beragamnya material plastik yang ada , kita dapat menentukan memilih produk sesuai dengan spesifikasi dan keinginan berdasarkan sifat dan karakteristik material yang ada.
Jenis material plastik yang memerlukan pre drying ( pengeringan ) sebelum di proses adalah : AS, ABS, PC POM , PVC., sedangkan material plastik yang bisa langsung diproses adalah : PE, PP, PS ( mujiarto, 2005 ). Terdapat 5 (lima) jenis utama plastik yang paling banyak digunakan dan diproduksi secara massal, yaitu polyethylene terephthalate (PET), high-density polyethylene (HDPE), polyvinyl chloride (PVC), low- density polyethylene (LDPE), dan polypropylene (PP) (Association of European Plastics Manufacturers, 2011).Sehingga banyak sekali industri yang meggunakan plastik sebagai bahan dasar utama sedangkan dampak negatif yang di timbulkan juga sangat beragam.
Sebagai temapat terahir aliran air atau muara sungai laut menjadi tempat yang sangat memiliki potensi besar terhadap pencemaran oleh limbah, baik limbah cair seperti Minyak dll dan juga limbah padat seperti plastik tentunya.Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional mencatat sebesar 18,11 % sampah didominasi oleh sampah Plastik dan di urutan pertama ada sampah sisa makanan sebesar 40,3% dan sisanya di bagi 7 kategori lainnya mulai dari ranting, kayu, karet, kertas, logam, kaca dan lainnya data analisis di tahun 2022 ( SIPSN, 2022 ) memang cukup siknifikan untuk total sampah plastik dan memang perlu ada upaya yang jelas baik dari pemerintah juga masyarakat luas terkait problematika sampah.
Hampir lebih dari dua ratus juta ton plastik telah diproduksi sejak pertengahan abad terakhir ( Andrady,2011). Produksi global polimer organik sintetik, yang disebut “plastik” telah meningkat dari sekitar 0,5 juta ton per tahun pada tahun 1950 sampai dengan 288 juta ton pada tahun 2012 (PlasticsEurope, 2013). Sekitar 10% dari seluruh plastik, menjadi sampah di lautan dunia melalui pembuangan yang disengaja dan penanganan yang tidak tepat (Wright et al., 2013).
Di Indonesia sendiri estimasi total sampah (hasil sampling 2017 yakni 1.186.134,41 ton sampai 1,2 juta ton sedangkan estimasi total sampah plastik hasil sampling 2017 sebanyak 41%, kandungan busa dan plastic = 5.286.08 + 4.884.553.76 = 4.889.839.84 (komposisi sampah plastik total 41% dari total plastik hasil sampling 2017) data KLHK 2017.
Dengan adanya pertumbuhan yang besar di kota Surabaya juga berdampak kepada jumlah sampah yang kian meningkat, setiap tahunnya volume sampah di Kota Surabaya mengalami peningkatan yang sangat besar, tahun 2016 saja tercatat timbunan sampah berjumlah 2.123,52 ton/hari ada kenaikan di tahun 2017 yakni sebanyak 2.164,72 ton/hari begitu juga di tahun 2018 yakni sebanyak 2.178,69 ton/hari ada kenaikan jumlah kembali di tahun 2019 seberat 2.224,27 ton/hari memang setiap tahun ada kenaikan sebanyak 50 ton/hari di hitung dari jangka waktu 2016 hingga 2019. Tingkat konsumsi masyarakat akan penggunaan plastik atau barang-barang yang menghasilkan sampah sangat tinggi namun ada hal menarik yakni di tahun 2020 produksi sampah menurun sebesar 2.091,39 ton/hari turun sebesar 132,88 ton/hari dari tahun 2019 hal ini terjadi saat pandemi sehingga aktivitas masyarakat berkurang dan lebih banyak di rumah, dan berpengaruh sikifikan dalam penurunan angka sampah di kota surabaya ( RPJMD Kota Surabaya 2021 – 2026 ).
Sampah di surabaya sebetulnya sudah mendapat penanganan baik dari pemerintah serta masyarakat luas di kota surabya, namun karena banyaknya jumlah sampah yang dihasilkan mempengaruhi daya tampung serta pengelolaan yang bisa dilakukan. Sekitar 187 unit TPS di kota surabaya serta 9 unit TPS3R di tahun 2020 sudah terbentuk dengan daya tampung sampah sebesar 1.654,35 ton/hari serta dikelola oleh TPS di Kota Surabaya dan 437,04 ton/hari masih tidak terkelola dan salah satunya terbuang ke sungai dan berujung di pantai atau laut.
Pada tahun 2022 tepatnya di bulan september DLH kota surabaya bersama para pegiat lingkungan mengadakan WCD ( World Clean Up Day ) di pesisir pantai surabaya dan total sampah yang terangkut berjumlah 1.564,37 Kg sampah tercampur baik sampah organik, anorganik dan residu ( Berita Online Pemkot Surabaya )
Problematika sampah ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun menjadi masalah yang harus di tangani oleh seluruh lapisan masyarakat, salah satunya yakni dari bidang pendidikan ada teman-teman mahasiswa, BPS mencatat ada 72 perguruan tinggi di Kota Surabaya pada tahun 2019 dengan jumlah yang siknifikan mahasiswa diharapkan mampu bisa memberikan dampah dalam masyarakat salah satunya problematika sampah. Salah satu agenda yang dilakukan oleh mahasiswa dari Fisip Unesa dengan WCD Jawa timur serta suport dari DLH Kota Surabaya melaksanakan Clean Up di sekitar pantai kenjeran Surabaya di tanggal 18-19 November 2023 dengan kegiatan ini diharapkan peran mahasiswa lebih aktif dan terus perduli akan sampah terutama sampah di sekitar pantai. (*)