Tim PDB Unitomo melakukan sosialisai dan persamaan persepsi program KEGIATAN PDB 2025 di Desa Rek Kerrek Pamekasan. DUTA/ist
PAMEKASAN | duta.co – Program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) kembali digelar di Desa Rek Kerrek, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Di 2025 ini, program tersebut kembali mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) sebagai bagian dari Program Pendanaan Pengabdian kepada Masyarakat Multitahun dalam skema Pemberdayaan Desa Binaan.

Mengusung tema “Membangun Perekonomian Mandiri Melalui Desa Tematik Berbasis Penguatan Teknologi Home Industry yang Dikelola oleh BUMDes Sejahtera”, Tim Pelaksana PDB 2025 merupakan kolaborasi dari 3 Dosen Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) dan 1 dosen Universitas Wijaya Putra. Tiga dosen dari Unitomo yaitu Prof. Dr. Nur Sayidah sebagai Ketua dan  anggota Prof. Dr. Siti Marwiyah, dan Dr. Liosten Ully Tampubolon. Satu dosen dari Universitas Wijaya Putra adalah Muharom dari program studi Teknik Mesin.

Tim PDB juga melibatkan empat mahasiswa dari Universitas Dr. Soetomo yang mendapatkan rekognisi sebanyak 6 SKS.

Mitra-1 dalam PDB adalah Kelompok Pengrajin Songkok Batik di wilayah Badan Milik Desa (BUMDes) Sejahtera dan Mitra-2 adalah Kelompok Pengrajin Batik di wilayah UD. Batik Nong Tangis. Di Desa Rek Kerrek, tim pelaksana menyerahkan inovasi teknologi mesin pengering batik (Infrared Dryroom) kepada Mitra-1 dan inovasi Canting Cap kepada Mitra-2.

Selanjutnya tim pelaksana memberikan pelatihan dan pendampingan untuk penggunaan kedua inovasi teknologi tersebut. Mesin pengering batik (Infrared Dryroom) merupakan solusi atas permasalahan yang dihadapi pengrajin Songkok Batik ketika mendung dan musim penghujan. Mereka tidak bisa menjemur batik karena tidak ada sinar matahari. Canting Cap merupakan solusi atas permasalahan yang dihadapi pengrajin batik atas lamanya waktu pengerjaan batik tulis.

Dalam acara Sosialisasi Kegiatan PDB, Kepala Desa, Bapak Fadil menyampaikan rasa terima kasih kepada Kemdiktisaintek dan Tim PDB Unitomo yang telah membantu mengembangkan industri batik dan songkok batik dalam rangka pembangunan perekonomian di desa Rek Kerrek.

Harapan Program

Dengan dukungan PDB 2025, Desa Rek Kerrek diharapkan semakin siap menjadi pusat pengembangan ekonomi berbasis industri lokal di Madura. BUMDes Sejahtera, sebagai mitra utama, akan menjadi motor penggerak home industry yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan warga desa.

Ketua tim pelaksana Prof. Nur Sayidah menyebutkan bahwa keberlanjutan program ini penting karena Desa Rek Kerrek memiliki potensi besar untuk menjadi model desa mandiri berbasis inovasi teknologi. “Kami ingin memastikan bahwa inovasi yang dihadirkan tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memperluas pasar hingga tingkat internasional melalui kerjasama Reseller serta mencetak generasi baru pengrajin batik Madura,” ujarnya.

Sementara itu, sebagai bagian dari semangat “Diktisaintek Berdampak” yang kini menjadi logo Kemdiktisaintek, ucapan terima kasih juga datang dari kedua mitra. Mitra-1 diwakili oleh ketua Kelompok Pengrajin Songkok Batik di bawah naungan BUMDes Sejahtera, yaitu Imam Safi’i, “Kami berterima kasih kepada Tim PDB Unitomo dan Kemdiktisaintek yang telah memberikan inovasi teknologi mesin pengering batik Infrared Dryroom. Inovasi ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mempercepat waktu pengeringan songkok batik. Ketika cuaca mendung dan hujan, kami tetap bisa mengeringkan songkok batik sehingga produksi terus berjalan,” katanya.

Ucapan terima kasih Mitra-2, Kelompok Pengrajin Batik di wilayah UD. Batik Nong Tangis Desa Rek Kerrek diwakili oleh Ketuanya yaitu Rida’E. “Kami berterima kasih kepada Tim PDB Unitomo dan Kemdiktisaintek yang telah memberikan inovasi canting batik. Inovasi ini sangat bermanfaat bagi kami untuk mempercepat waktu pembuatan batik,” ungkapnya. ril/lis

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry