Rektor Unitomo Bachrul Amiq bersama para anak asuh Unitomo dalam program Campus Social Responsibility (CSR). DUTA/istimewa

SURABAYA l duta.co – Tim Campus Social Responsibility (CSR) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) menggelar kegiatan Gathering Amal #3.

Rektor Unitomo, Bachrul Amiq dan Wakil Rektor II Slamet Riyadi serta Suyanto Wakil Rektor III hadir dalam kegiatan CSR Minggu (17/11).

Dalam acara ini tim amal Unitomo memberikan tiga sepeda dan tali asih secara langsung kepada sekitar 30 anak damping dalam kegiatan yang bertemakan Masa Depan “Menciptakan Senyum Mereka dengan Kepedulian”.

“Dalam Program CSR ini kita berikan sepeda kepada anak berprestasi untuk mendukung serta memotivasi mereka dalam belajar dan mengasah bakat mereka dengan bermacam lomba serta memacu keberanian mereka,”  ungkap Bachrul Amiq yang juga Doktor Bidang Hukum ini.

Bachrul Amiq menambahkan, Pendampingan merupakan implementasi MoU antara Unitomo dengan Pemerintah Kota Surabaya. Tahun ini memasuki tahun kelima Unitomo menggelar Program CSR. “Wali kota ingin universitas turut andil dalam mengatasi permasalahan kota, seperti ancaman putus sekolah,”  imbuhnya.

Anak asuh yang ditangani Tim CSR Unitomo dipilihkan oleh Pemkot melalui data anak putus sekolah yang ada di Surabaya. Sedangkan Unitomo bertugas menyediakan 30 mahasiswa pendamping untuk mengawal 30 siswa.

Para pendamping bertugas menjaga, agar mereka tidak putus sekolah dan menyelesaikan problem yang dialami adik asuh, seperti tidak mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau kesulitan melengkapi dokumen pendidikan, serta melakukan pendekatan. “Kami mendapat data anak putus sekolah dan Unitomo sudah mengembalikan 30 anak kembali sekolah,” tuturnya.

Pendampingan dilakukan sejak Mei. Sebelumnya, pendamping melewati proses seleksi dari internal kampus. Tugas pendamping adalah mengawal proses belajar. “Kita mengupayakan agar mahasiswa tidak selalu menjadi Sinterklas, tapi untuk melakukan upaya pendampingan,” jelasnya.

Sementara, Wahyuni Saputri, Ketua Tim CSR 2019 mengatakan paling banyak adik asuh berada di Kawasan Sawahan dan Tegalsari, Surabaya. Adik-adik asuh rata-rata adalah anak berprestasi, namun terbatas secara ekonomi. “Biasanya mereka putus sekolah karena perekonomian kurang tapi anaknya berprestasi. Juga kita usahakan bagaimana bakat mereka bisa tersalurkan,” katanya.

Ia menambahkan, jika pendampingan dilakukan secara periodik dua kali dalam seminggu. Antara lain mendampingi belajar, pendidikan karakter, dan permainan edukatif.

Dalam kegiatan gathering adik asuh dengan Tim CSR ini, Unitomo menghibahkan tiga buah sepeda, aneka souvenir, alat tulis dan uang saku. Acara ini juga diwarnai dengan berbagai kegiatan lomba menarik seperti baca puisi, menggambar, dan menyanyi. ril/end