Tampak dari kiri Mohammad Hakim - (Redpel Duta). Eko Pamuji (GM Duta Masyarakat), Khofifah Indar Parawansa dan Mokhammad Kaiyis dan sejumlah wartawan lain saat wawancara bersama. (FT/wiwiek wulandari)

SURABAYA | duta.co – Rumah bertingkat di Jalan Jemursari VIII nomor 124, Surabaya itu tak pernah sepi. Puluhan mobil tamu terparkir di sepanjang jalan. Untungnya, sekolah sedang libur, sehingga sebagian bisa memanfaatkan halaman SDN  Margorejo VI Surabaya, sebagian lagi halaman SMK PGRI I, yang lokasinya bersebelahan dengan kediaman Khofifah Indar Parawansa.

Jalan menuju rumah Khofifah, juga tidak lebar-lebar amat. Sekedar cukup untuk bersimpangan dua mobil. Lebih sempit lagi, setelah melewati rumahnya, terasa jalan buntu.

“Dulu, depan rumah ini hamparan sawah, termasuk sawah orang tua. Ada sungai yang dulu tempat saya mencari kerang. Sekarang sungai itu tidak terawat, menjadi sungai mati. Kalau hujan, sering banjir,” demikian disampaikan Khofifah saat menemani sejumlah wartawan yang ‘mengganggunya’ untuk wawancara, Jumat (7/7/2018).

Ketika ditanya apakah akan berpindah rumah? Alumni FISIP Unair ini, berkomitmen memanfaatkan rumah tersebut dengan sebaik-baiknya. “Usul anak saya yang kedua (Jalaluddin Mannagalli Parawansa red.) gunakan rumah ini dengan sebaik-baiknya. Bagi anak-anak, rumah ini sangat bermakna,” jelasnya.

Tidak ada yang istimewa dari desain rumah Khofifah. Tetapi, ia membaginya dengan unik. Ada ruang samping, dari sini tamu-tamu internal keluar masuk. Ada juga ruang tamu tengah yang relatif besar, di sini ada meja makan (prasmanan), dengan demikian tamu-tamu itu menjadi santai. Ada juga ruang tamu khusus, termasuk space untuk wartawan.

 “Di ruang ini biasanya untuk tamu-tamu khusus yang lebih serius,” katanya di depan puluhan wartawan. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry