SURABAYA | duta.co – Universitas Airlangga (Unair) menarget ada 20 ribu publikasi ilmiah terindek nasional dan internasional hingga akhir 2024 ini. Target itu yakin bisa dicapai karena hingga awal November 2024 sudah mencapai 19.760 publikasi.
Hal itu diungkapkan Rektor Prof Mohammad Nasih saat berpidato dalam Sidang Terbuka Dies Natalis ke-70 Unair, Senin (11/11/2024) di Aula Garuda Mukti, Kampus C Merr.
Diakui Prof Nasih, lompatan publikasi Unair sangat tinggi. Untuk publikasi pada 2021 lalu hanya sebanyak 11 ribu namun pada 2024 hingga November sudah mencapai 19.760.
“Sangat banyak peningkatannya. Karenanya kalau sampai akhir 2024 ini hanya 20 ribu target kami, maka akan mudah dicapai. Karena sudah sangat banyak capaian sebelumnya,” kata Prof Nasih.
Prof Nasih juga tidak menyangka jika di Dies Natalis ke-70, Unair bisa terbang tinggi. Semua capaian ini di luar ekspektasi Unair. “Semua karena pertolongan Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa dan juga kerja keras dari seluruh sivitas akademika,” tandasnya.
Prof Nasih mengaku selama sepuluh tahun memimpin sidang Dies Natalis, hingga di akhir jabatan ini peringkat Unair bisa naik yakni di 308 dunia. Atas capaian tersebut, Unair juga berhasil menjadi kampus yang meraih predikat Most Improved University se-Asia dalam perankingan QS.
Prof Nasih menyebutkan, berdirinya Unai juga sebagai wujud dari cita-cita besar para pendiri negara. Unair memiliki peran strategis untuk mendorong pembangunan nasional dengan menciptakan generasi yang cerdas. Hal ini sesuai dengan cita-cita Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan turut berkontribusi dalam perdamaian dunia.
“Untuk mencapai kesejahteraan ini, pasti perlu proses perlahan. Kan tidak mungkin langsung lompat. Di sinilah saya ingin memperkenalkan tangga EMAS, yang dimulai dengan E yakni educated people,” terangnya.
Dari skema Tangga EMAS yang diperkenalkan oleh Rektor Unair, educated people menjadi anak tangga pertama. Educated people ini tidak hanya berarti lama sekolah. Tetapi juga kualitas belajar yang di dalamnya termasuk pula PISA score, Human Development Index (HDI), jumlah mahasiswa S2 dan S3, dan Kapasitas Inovasi.
Prof Nasih menegaskan bahwa educated people yang baik berarti capaian mahasiswanya memiliki logika dan daya kritis yang baik, sehingga dapat berkontribusi besar dalam pembangunan nasional. Kemudian, Prof Nasih juga menjelaskan bahwa seluruh prosesnya harus berkelanjutan, setelah komponen E yakni educated people, maka perlu memenuhi poin M, A, dan S.
Trisula Sumber Daya
Lebih lanjut, dalam meraih kesejahteraan sosial, dalam sudut pandang ekonomi Indonesia perlu meramu tiga komponen sumber daya, atau dikenal sebagai Trisula Sumber Daya. Tiga komponen ini adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya finansial secara proporsional.
Dalam perkembangannya, sumber daya manusia determinan utama dan kemajuan keadilan dan kesejahteraan. Jika sumber daya manusianya lemah, maka kemajuan pembangunan nasional akan dikendalikan oleh pemilik modal.
“Oleh karena itu, sebagai wujud menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas, misi dari UNAIR adalah turut serta menciptakan kemajuan bangsa, dengan melahirkan sarjana -sarjana yang logis, kritis, dan inovatif. UNAIR juga bertekad untuk turut menciptakan banyak master yang menghasilkan karya dan paten baru, serta doktor dan peneliti hebat,” harapnya. ril/lis