Keterangan foto rmol.co

JAKARTA | duta.co – Siapa sangka, Syahrul Anto, penyelam dari Indonesian Diver Resque Team (IDRT), meninggal saat mengevakuasi korban pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Karawang. Padahal ialah penyelam yang kualitasnya tak diragukan lagi.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Basarnas, Marsdya TNI M. Syaugi kepada awak media di dermaga JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (3/11/2018).

“Almarhum adalah personel yang kualitasnya tinggi. Militan, senior, jam selam cukup tinggi, tapi kalau Tuhan menghendaki yang lain tidak ada satu pun yang mampu mencegahnya,” ucap Syaugi.

Sebagai orang yang bertanggung jawab dalam upaya evakuasi ini, pihaknya turut berduka yang sedalam-dalamnya dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada alamarhum atas dedikasinya menjalankan tugas bangsa dan negara.

“Saya sebagai Kepala Basarnas turut berduka yang sedalam-dalamnya atas gugurnya pahlawan kemanusiaan dari tim relawan kita. Demi tugas bangsa dan negara, saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada personel Indonesia Diver tersebut,” ungkapnya.

Perwira Tinggi TNI AU itu juga menjelaskan singkat kronologis saat almarhum melakukan penyelaman untuk mengecek korban di dasar laut.

“Mereka kemarin sore dengan dua penyelam turun ke dasar untuk melihat barang atau korban yang masih ada, setelah itu satu pihak sedang mencari sesuatu, tiba-tiba menengok yang satu tidak ada. Saat naik ke atas, ternyata sudah jauh dan ditemukan tim SAR, pingsan,” pungkasnya.

Umur memang milik Allah swt. manusia tak kuasa menunda dan memajukannya. Jerih payah Syahrul Anto, termasuk militansinya tak akan terlupakan! (rus,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry