MALANG | duta.co – Universitas Negeri Malang (UM) mendapat kehormatan dari Pertamina. Yakni kehormatan untuk menyosialisasikan revisi Perpres 191/2014 mengenai aturan yang berhak menggunakan BBM bersubsidi.

Dijelaskan oleh Direktur Direktorat Inovasi UM,
Prof Dr Nandang Mufti SSi MT, kegiatan yang bertajuk Untung Rugi Subsidi BBM ini dalam rangka sosialisasi revisi Perpres 191/2014. Agar kedepan subsidi BBM benar-benar tepat sasaran. Pipamas Pertamina meminta kampus ini untuk mengupas subsidi.

“Hal mengenai subsidi sangat sensitif terutama dari sisi politik, maka perlu pemahaman ke masyarakat, khususnya akademisi,” ungkap Prof Nandang, Kamis (16/03).

Pipamas sendiri telah menyelenggarakan sosialisasi ini di beberapa kota seperti Surabaya, Yogya. Nah sekarang di Malang, UM ditunjuk sebagai penyelenggaranya.

Direktur Direktorat Inovasi ini lantas menguraikan jika dana BBM bersubsidi telah mencapai 698 Miliar. Sayangnya penikmatnya 70 % pemilik mobil pribadi. Hingga masalah kurang tepat sasaran mencuat.

“Terutama pemilik mobil mewah Alphart maupun Pajero mengapa justru yang menikmati subsidi solar,” ucapnya.

Prof Nandang berpandangan, alangkah lebih baik jika dana subsidi tersebut dialihkan ke bidang kesehatan ataupun pendidikan. Serta ke transportasi publik, hingga masyarakat umum dapat menikmati.

Ia menilai upaya pencegahan subsidi agar tidak salah sasaran sudah dilakukan. Yakni Pemerintah mengeluarkan aplikasi My Pertamina guna meminimalisir kecurangan teersebut. Namun dirasa kurang efektif.

Menurutnya kendaraan bermotor masih tepat untuk disubsidi, karena rata-rata pemilik motor adalah masyarakat yang benar-benar membutuhkan subsidi.

“Namun perlu kriteria kendaraan yang mendapat fasilitas subsidi tersebut,” ujarnya.

Revisi aturan subsidi BBM menurutnya dari sisi distribusi harus jelas dan transparan, karena kebanyakan pemilik kendaraan berada di Jakarta. Pasalnya Presiden Jokowi pernah menyebutkan kerugian negara mencapai 100 Triliun per tahun karena kemacetan di Ibu Kota, subsisdi terbuang sia-sia, ironisnya sedangkan daerah lain harus antri untuk mendapatkan BBM.

“Lebih baik Jakarta dan daerah kota besar lainnya disubsidi menggunakan APBD setempat saja,” cetusnya.

Hadir dalam Pipamas Energytalk ini Taufiq Kurniawan, Section Head Communication & Relation Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus. Juga hadir Dr Imron Mawardi SP MSi selaku pakar ekonomi Universitas Airlangga.

Talk Show yang dihadiri ratusan mahasiswa UM ini berlangsung hangat, lantaran dipandu oleh moderator Putri Ayuningtyas, seorang Jurnalis dari kantor berita CNN.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry