Pertemuan Majelis Ulama Palestina di Istanbul, Turki, Februari lalu. (FT/dogruhaber)

JAKARTA | duta.co — Majelis Ulama Palestina Luar Negeri akan menggelar muktamar ulama internasional di Istanbul pada 19-21 Oktober mendatang. Konferensi tersebut akan membahas tentang antinormalisasi dengan penjajah Palestina (Israel).

Ketua Majelis Ulama Palestina Luar Negeri, Nawaf Takruri menjelaskan, perspektif normalisasi adalah membangun hubungan yang normal dengan penjajah. Sedangkan keberadaan Israel di bumi Palestina hadir melalui rampasan atau penjajahan yang tentunya tidak normal.

“Jadi tidak boleh ada normalisasi hubungan, atau anti normalisasi. Akan kami bahas anti normalisasi dari berbagai aspek,” ujar Nawaf Takruri saat berkunjung, Senin (9/10/2017).

Dalam muktamar yang dihadiri oleh ulama sedunia itu, mereka akan fokus kepada sikap dan pandangan syariah terhadap penjajahan di Palestina. Antinormalisasi yang dibahas mencakup dalam interaksi secara politik, ekonomi serta hubungan diplomasi dan lain sebagainya.

Nawaf menjelaskan, pengaruh negatif Israel tidak hanya dirasakan oleh Palestina, namun juga daerah lainnya yang pernah ditempati oleh bangsa Yahudi. Karena sejak awal bangsa Yahudi tumbuh dari sesuatu yang batil, dan memiliki visi kolonialisme atau ekspansif untuk meluaskan pengaruh mereka.

“Dengan demikian Palestina tidak hanya mempertahankan bangsanya namun juga memperjuangkan umat manusia secara keseluruhan,” tutur Nawaf.

Kepala Hubungan Luar Negeri Ziyad Abuzaid menambahkan, dalam muktamar tersebut juga akan membahas tentang penyebaran pandangan legitimasi mengenai permasalahan di Palestina.

“Kami akan membuat gerakan anti normalisasi hubungan Palestina dan Israel. Ulama-ulama perwakilan dari Indonesia juga akan mengikuti muktamar ini,” kata Ziyad.

Sementara, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Palestina Luar Negeri, Sheikh Mohamad El-haj menambahkan, Pemerintah Palestina, sangat salut dan berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang selalu menanti kabar terkini mengenai Palestina serta memberikan berbagai bantuan kemanusiaan.

“Ini bentuk kualitas perhatian bangsa Indonesia, bagaimana mereka selalu mengetahui perkembangan terkini di Palestina dan berusaha memberi bantuan. Harapannya upaya ini bertambah sampai semua terbebas dan merdeka,” kata Sheikh.

Diketahui, Majelis Ulama Palestina Luar Negeri berdiri pada tahun 2009 di Beirut, saat ini berkantor pusat di Istanbul, Turki. Majelis ini sengaja dibentuk di luar Palestina, sebab lebih dari 60 persen rakyat Palestina berada di luar negeri. Banyak gerakan organisasi dan ulama yang dikendalikan di luar Palestina sebab para ulama sangat sulit untuk berkoordinasi negeri yang masih dijajah.  (rol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry