
SURABAYA – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tari STIE Perbanas Surabaya menggelar lomba Trandmorance, akhir pekan lalu. Dengan mengusung tema A Time To Dance is A Time To Life, 50 tim ikut ambil bagian.
Lomba tari ini, khusus bagi usia 15 – 25 tahun dengan gerakan khusus yang mengolaborasikan tarian tradisonal dan modern dalam satu panggung. Peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, di antaranya: Ponorogo, Tulungagung, Jember, Surabaya, dan sejumlah daerah lainnya.
Manager UKM Tari STIE Perbanas Surabaya, Zahrotun Nisa mengatakan kompetisi ini diselenggarakan setiap tahun. Tujuannya, para pemuda harus tetap mengenal budaya asli berupa tarian daerah di Indonesia dan melestarikannya di wilayah regional, nasional, bahkan internasional.
”Sejauh ini para remaja terkesan mulai kurang paham dengan tarian daerah sehingga acara ini memadukan tarian tradisonal dan tari modern (dance) yang dipentaskan dalam satu panggung. Peserta yang ikut lomba kali ini pun juga lebih banyak dari tahun sebelumnya,” tutur Nisa dalam rilisnya kepada DUTA, Senin (20/3).
Nisa merinci, sebanyak 50 peserta yang ikut ini terbagi 2 kategori, yakni 25 tim kategori tari tradisional dan 25 tim dari tari modern. ”Lama setiap peserta tampil berdurasi 7-10 menit. Selain itu, mereka juga bebas memilih konsep tarian asalkan sesuai etika dan norma. Dengan begitu, budaya Indonesia nantinya dapat mengikuti perkembangan budaya yang ada di dunia internasional,” imbuhnya.
Adapun peserta yang ikut dalam pentas kali ini, antara lain: TDS Crew, Surya Kartika, Ning Suroboyo, Pusaka, Selawar Dance, DJ’s Saman Dance, PSDC, dan masih banyak lagi lainya. Salah satu peserta penari tradisonal, Nikmatullah Akbar berharap dirinya dapat memenangkan kompetisi trandmorance 2017 ini. ”Saya tadi membawakan Tari Remo dan ini penampilan pertama saya menari Jawa di sini. Meski berasal dari Daerah Riau, saya berusaha untuk menampilkan tarian Remo dengan sebaik-baiknya. Harapannya, tentu tim kami menang di lomba ini,” harap Akbar. (end)