
SURABAYA | duta.co – Tantangan menjadi Rektor Universitas Airlangga (Unair) semakin besar. Terutama yang berkaitan dengan pendanaan di tengah keterbatasan dan pengetatan anggaran.
Seperti diketahui dengan pemangkasan anggaran pemerintah di segala sektor juga berdampak pada perguruan tinggi negeri khususnya yang berbadan hukum (PTNBH).
Karena itu Rektor Unair ke depan juga harus mampu menggali sumber dana lain untuk keberlangsungan kampus. “Berat memang, harus efisiensi dengan anggaran terbatas dan tidak boleh menaikkan UKT (Uang Kuliah Tunggal), jadinya Rektor Unair yang nantinya terpilih harus bisa melakukan langkah strategis,” ujar  Wakil Ketua Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR) Prof Dr M Hadi Subhan usai Uji Masyarakat Kampus Calon Rektor Unair 2025 – 2030, Selasa (11/3/2025).
Menggali sumber dana itu memang harus bisa dilakukan misalnya dengan hilirisasi produk hasil penelitian, kerjasama dengan industri, mengembangkan unit usaha di Unair dan sebagainya.
Prof Hadi menambahkan tantangan berikutnya adalah tentang kualitas pendidikan. “Namun bagi Unair kualitas pendidikan sudah tidak diragukan lagi karena sudah masuk 308 dunia. Namun tantangannya meningkatkan lagi, utamanya mempertahankan. Konon katanya mempertahankan itu lebih sulit daripada meraihnya,” jelasnya.
Semua permasalahan itu, akan diberikan solusi lewat pemaparan visi misi calon rektor 2025-2030 yang berjumlah 11 orang melalui Uji Masyarakat Kampus yang berlangsung Rabu (11/3/2025) hingga Kamis (13/3/2025) di Ruang Garuda Mukti Kampus C MERR.
Ke-11 calon rektor itu memaparkan visi misi dan program lina tahun ke depan pada sivitas akademika, alumni dan masyarakat.
Tujuannya kata Prof Hadi agar sivitas akademika mengatahui program-program mereka dan ada interaksi di antara mereka.
“Karena para calon rektor ini akan memimpin para civitas akademika di sini. Namun uji ini tidak ada debat antar calon karena ini adalah untuk aktivitas akademika,” ungkapnya.
Saat uji ini, ada tiga tim penilai yang sifatnya kualitatif artinya tidak menggugurkan dan mengikat. Tim penilai ini akan memberi catatan-catatan yang nanti hasil penilaiannya akan dibaca oleh para anggota senat akademik pada saat fit and proper test.
“Jadi senat akan membaca record dari para tim penilai ini untuk menentukan memilih tiga dari 11 calon,. Nantinya tiga calon Ir bdireruskan ke pemilihan di majelis wali amanat,” ungkapnya.
Tim penilai di Uji Masyarakat Kampus ini dibuat seobyektif mungkin di mana mereka adalah guru besar dari fakultas yang tidak mengajukan calon di pemilihan rektor kali ini. Misalnya dari Fakultas Hukum, Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Pada April mendatang wali amanat akan memilih tiga nama untuk diajukan. Nantinya ada tiga elemen penting sebagai stakeholder yang bisa menentukan terpilihnya seseorang menjadi rektor.
Yang pertama adalah universitas sendiri dengan komposisi 35% yang terdiri dari rektor kemudian para anggota senat kemudian ada tenaga kependidikan, ada dosen.
Kemudian sepertiganya ada masyarakat umum misalnya yang yang diwakili Ketua MA, Menteri Kesehatan dan lainnya.
“Dan sepertiga lainnya adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sain dan Teknologi. Sehingga semua bisa saling menentukan,” tukasnya.
Di hari pertama Uji Masyarakat Kampus, ada empat calon rektor yang memaparkan visi misinya. Yakni Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin (Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Prof Dr Dwi Setyawan SSi MSi Apt (Fakultas Farmasi), Prof Junaidi Khotib SSi MKes PhD (Fakultas Farmasi) dan Dr Bambang Suharto SST MM Par (Fakultas Vokasi). ril/lis