Pedagang hewan kurban di Tanggulangin Sidoarjo ini banjir rezeki saat musim pandemi. foto; zal

SURABAYA | duta.co – Dua kali Idul Adha harus dilalui dalam keadaan pandemi Covid-19. Perekonomian seret, membuat pedagang hewan kurban harus memutar otak untuk tetap bertahan. Memang sebagian harus menyerah pada keadaan, tidak menggelar dagangannya sembari menunggu kondisi membaik.

Namun, ada juga yang masih bertahan dengan berbagai strategi kreatif menarik minat pembeli.

Seperti yang dilakukan Adit pemilik Kandang Kurban Sidoarjo yang terletak di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Selama dua Idul Adha masa pandemi ini, penjualannya tdak terganggu. Bahkan dirinya mengaku mengalami peningkatan penjualan secara signifikan.

Pada tahun 2019, Adit mengaku hanya bisa menjual sekitar 75 ekor sapi dan 90 ekor kambing. Sedangkan pada tahun 2020, peningkatan penjualan terjadi hingga mencapai 110 ekor sapi dan 150 ekor kambing. “Alhamdulillah, tahun ini sudah laku terjual 104 ekor sapi dan 170 ekor kambing. Itu pun masih ada yang inden, hanya menitipkan uang tapi belum memilih barang,” tuturnya, Minggu (18/7/2021).

Pria asli Sidoarjo ini mengaku tidak pernah memajang dagangannya di pinggir jalan seperti penjual lain. Selain karena kesibukannya sebagai pegawai perusahaan swasta, Ia mengaku berjualan model seperti ni membutuhkan biaya besar.

Dirinya hanya fokus melayani pembeli dikandang miliknya yang berlokasi di Desa Ganggang Panjang Tanggulangin. “Kalau di pinggir jalan lebih repot. Lagian saya juga sudah memiliki pelanggan tetap, dan ini menurut saya sudah cukup,” ungkapnya.

Sebenarnya dirinya juga kaget dengan banyaknya pelanggan baru yang membeli hewan kurban. “Mungkin mereka tahu dari pelanggan tetap saya”.

Dalam situasi pandemi ini, Adit mengaku strateginya penjualan harus tepat. Pertama promosi melalui teknologi informasi harus digencarkan karena masyarakat enggan keluar rumah. Meskipun para pembeli akhirnya tetap datang ke kandang untuk transaksi langsung. Minimal mereka sudah punya refrensi atau ancang-ancang sapi atau kambing yang akan di beli

“Strategi kedua yaitu mengetahui kebutuhan pasar. Dalam situasi pandemi ini, tidak banyak orang berminat kurban sapi dengan ukuran besar. Maka yang dimaksimalkan adalah menyediakan sapi dengan ukuran sedang hingga ukuran minimalis. Dan ternyata itu banyak peminatnya sekarang,” pungkas Adit.

 

Kurban Diprediksi Turun 10 Persen

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Peternakan Jatim Gunawan Saleh memprediksi penyembelihan hewan queban akan turun 10 persen dibanding tahun 2020. Kandisi ini sama dengan tahun lalu yang juga turun 10 persen dibanding tahun 2019.

“Tahun ini kita prediksi ada penurunan pemotongan hewan kurban sekitar 10 persen dari total penyembelihan tahun lalu sebanyak 374.681 ekor. Tahun lalu penyembelihan hewan kurban juga mengalami penurunan sebesar 10 persen,”kata Gunawan.

Ia merinci, stok hewan kurban di Jatim mencapai lebih dari 4,1 juta ekor. Dengan rincian, sapi 1.077.068 ekor, kambing 2.210.226 ekor dan domba 914.766 ekor.

Gunawan yang juga Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim menambahkan, terkait distribusi hewan kurban telah dikoordinasikan bersama Dishub dan pihak Kepolisian agar tetap bisa melintas. Khususnya sapi satu daerah yang akan dikirim ke daerah lain di Jatim.

“Jadi pengiriman antar daerah dalam Provinsi Jatim, bukan dari provinsi lain. Ini karena di dalam provinsi Jatim sendiri populasi sapi kita sudah surplus banyak sehingga memang tidak diperbolehkan mengambil sapi dari provinsi lain,” ujarnya. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry