JAKARTA | duta.co – Tepat. Senin (2/9/24) Kejaksaan Agung RI pertama kali menggelar upacara peringatan hari lahir institusinya di Lapangan Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) Kejaksaan RI di Jakarta. Hari itu pula, puluhan aktivis bela Palestina dari Kota Kediri melakukan aksi duduk di pintu Kejagung RI.
“Kami sudah ke Mapolda Jatim, Mabes Polri menuntut agar kasus pengeroyokan yang menimpa aktivis Bela Palestinadi dalam Masjid Al Muttaqun Manisrenggo Kota Kediri, diusut tuntas. Bukan sebaliknya, korban malah jadi tersangka,” jelas Tjetjep Mohammad Yasien kepada duta.co saat berada di Kejagung RI, Senin (2/9/24).
Kamis (29/8/24) mereka sudah berdemo di depan Mapolda Jatim. Tuntutannya sama, kerja profesional aparat kepolisian. “Fiat justitia ruat caelum, keadilan harus tegak meski langit akan runtuh,” tambah Gus Yasien panggilan akrabnya.
Seperti diberitakan, korban kekerasan itu terjadi di Masjid Al Muttaqun, Manisrenggo Kota Kediri, Rabu 13 Desember 2023 pukul 18.00 Wib silam. “Ironis, korban malah menjadi tersangka. Justru yang diduga pelaku kekerasan dibiarkan leha-leha,” ujarnya.
Korban, lanjutnya, adalah Ustadz M Mas’an alias Ustadz Andik, M Ilhamudin. Mereka korban pengeroyokan dan penganiayaan. Anehnya, Rabu tanggal 13 Desember 2023 Polresta Kediri menetapkan mereka sebagai tersangka pengeroyokan. “Ini kerja model apa?,” tegasnya.
Di Kejagung mereka juga membentang spanduk. KEDIRI DARURAT HUKUM. Melawan Kriminalisasi oleh Polresta Kediri terhadap Relawan Peduli Palestina. KEADILAN MATI TERKOYAK AKIBAT APARAT YANG BERPIHAK. “Ingat! Sampai kapan pun kami berteriak. Ini kedholiman nyata,” terang Gus Yasien.
Menurut Gus Yasien, Rabu (17/7/24), pihaknya sudah mendesak KAPOLRI melakukan investigasi efektif, menyeluruh, imparsial, transparan dan tuntas atas kerja Reskrim POLRESTA Kediri. “Alhamdulillah, ada respon baik. Tetapi hanya janji, sampai sekarang masih nihil. Kita terus desak polisi bekerja profesional. Jangan tebang pilih, jangan sampai ada perlakuan istimewa kepada orang yang jelas-jelas melakukan kekerasan,” tegasnya.
Saat itu, tegas Gus Yasien, Divisi Propam POLRI sudah berjanji akan turun ke Kediri. Ini melegakan. Kami tidak ingin citra polisi runtuh gegara oknum. “Karena itu, kita tunggu Propam di Kediri. Kita tunjukkan bukti-bukti. Ini lebih dari cukup untuk menegakkan keadilan. Kita tunggu,” pungkasnya.(mky)