Seorang pria Suriah membawa dua anak di reruntuhan bangunan setelah serangan udara rezim di kota Douma yang dikepung pemberontak di wilayah Ghouta timur, di pinggiran ibukota Damaskus, pada 7 Februari 2018. (FT/AFP)

LONDON | duta.co — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdiskusi via telepon dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Ahad (4/3/2018). Keduanya membahas situasi dan krisis di Ghouta Timur, Suriah.

Trump dan May sepakat, Rusia dan Suriah bertanggung jawab atas bencana kemanusiaan yang terjadi di Ghouta Timur.

“Bahwa tanggung jawab yang luar biasa atas penderitaan yang memilukan terletak pada rezim Suriah dan Rusia,” kata pemerintah Inggris dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Anadolu Agency.

Keduanya juga sepakat, Rusia dan pihak-pihak lain harus bertindak sekarang untuk menghentikan kampanye kekerasan mereka dan melindungi warga sipil.

Selama lima tahun terakhir, Ghouta Timur, wilayah yang terletak di dekat ibu kota Suriah, Damaskus ini dikepung pasukan pemerintah karena dianggap sebagai sarang kelompok pemberontak.

Selama dua pekan terakhir, pasukan Suriah dan Rusia membombardir Ghouta Timur dengan serangan udara. Tak hanya meluluhlantakkan bangunan, serangkaian serangan itu pun telah menyebabkan jatuhnya korban sipil. Sekitar 700 orang dilaporkan telah tewas akibat serangan pasukan Suriah dan Rusia.

Hal ini tak pelak memicu kritik dan desakan dunia internasional. Mereka meminta Suriah dan Rusia menghentikan serangan serta memberikan akses penyaluran bantuan kemanusiaan ke Ghouta Timur.

Presiden Rusia Vladimir Putin merespons permintaan dan desakan tersebut dengan memerintahkan dilakukannya gencatan senjata selama lima jam, dimulai sejak pukul 09.00 pagi.

Putin mengatakan, selain untuk memberi akses bantuan kemanusiaan, gencatan senjata ini juga bisa dimanfaatkan penduduk sipil meninggalkan daerah yang dikepung tersebut. Namun gencatan senjata yang hanya berlangsung selama lima jam sehari dikritik berbagai organisasi kemanusiaan internasional. Menurut mereka, waktu tersebut tak akan cukup untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

Konflik sipil Suriah telah berlangsung selama tujuh tahun dan menyebabkan sekitar 400 ribu penduduk Suriah tewas dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry