Umdatus Saleha, Direktur Kurikulum dan Kemahasiswaan Unusa. DUTA/istimewa

SURABAYA | duta.co – Pelacakan alumni atau tracer study Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) tahun ini melampaui target yang ditetapkan, dari 75 persen terealisasi 76 persen. Walau hanya naik sedikit dari target, hal itu menjadi sebuah kebanggaan karena pelacakan jejak alumni tidaklah mudah.

Selama empat bulan tim tracer study Unusa bekerja keras untuk bisa melacak jejak alumni khususnya yang lulus pada 2015 lalu. “Alhamdulillah berjalan seperti yang diinginkan. Kita bisa melampaui target yang ditetapkan. Bahkan, juga jauh lebih tinggi dibandingkan response rate tahun lalu yang mencapai 64 persen,” ujar Umdatus Saleha, Direktur Kurikulum dan Kemahasiswaan Unusa, Selasa (17/10).

Unusa memang harus bekerja keras karena untuk tracer study ini mendapatkan dana hibah dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). “Ini yang kedua kalinya. Tapi kami tidak hanya karena itu saja melakukan ini, tapi karena lulusan itu penting bagi sebuah kampus atau universitas,” jelasnya.

Tracer study ini memang bukan pekerjaan mudah. Dibutuhkan kerja keras untuk bisa melakukannya. Sejak Juli hingga pertengahan Oktober 2017 Unusa melakukan pelacakan, dan hasilnya bisa memuaskan Unusa.

Semua itu, kata Umdatus bisa dicapai karena Unusa sudah menerapkan sistem online untuk melacak lulusan ini sehingga memudahkan untuk pengisian bagi para alumni. “Sulit melakukannya. Terkadang mereka bertanya, untuk apa ini? Keuntungan saya apa dengan mengisi ini. Masih belum adanya kesadaran alumni untuk mengisinya. Tapi, kita terus berusaha untuk bisa dan Alhamdulillah sedikit demi sedikit bisa,” tandas Umdatus.

Tracer study ini bagi universitas sangatlah penting. Karena dengan adanya data ini, universitas bisa melakukan banyak hal. Misalnya, ketika ada lulusan yang masih belum bekerja sampai pengisian data dilakukan, maka akan menjadi bahan evaluasi mengapa ada lulusan yang belum terserap industri. “Yang salah di mananya. Kita nanti akan membahas itu, sehingga kampus bisa mengevaluasi dan memperbaiki pembelajaran, kurikulum dan sebagainya,” tuturnya.

Saat ini, dari data yang sudah dikumpulkan, tim masih akan melakukan proses analisa data. Sehingga benar-benar bisa dijadikan pegangan untuk dilakukan kajian dalam bentuk workshop bagi seluruh stakeholder di Unusa. end