SEMARANG | duta.co – Nahdlatul Ulama berkomitmen perang melawan hoax. NU pun memberikan apresiasi terhadap Polri yang sukses membekuk sekelompok orang yang mengatasnamakan diri MCA (Muslim Cyber Army).

Tak ketinggalan, PAC GP Ansor (Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor) Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang. Mereka mendeklarasikan anti hoax usai pelantikan pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Pedurungan bersama perwakilan warga di Pondok Pesantren Al Itqaan Bugen Tlogosari Wetan Pedurungan Kota Semarang (15/03/2018). Tak mau ketinggalan, santri Ponpes Al Itqoon Bugen Semarang turut serta dalam deklarasi terpisah.

Diungkapkan oleh Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Pedurungan, Fauzan Fikri bahwa deklarasi tersebut merupakan sikap tegas warga dalam menyambut Pilkada dengan damai, tanpa ujaran kebencian, Sara dan hoax yang memecah belah persatuan bangsa.

Selain itu ia berharap pada para pengurus yang tampak bersemangat, agar pelantikan tersebut menjadi awal kebangkitan kejayaan Ansor Pedurungan yang siap dalam barisan.

Mengukuhkan hal sama, Zamah Syari berharap pada Fauzan Fikri untuk dapat melanjutkan hal-hal yang telah ia bangun bersama para pengurus. Dimana kaderisasi formal yang kian tertib bisa terus dikembangkan ke beberapa ranting yang baru terbentuk.

Dia yakin bahwa Fikri merupakan figur pemimpin yang layak untuk Ansor Pedurungan sehingga estafet kepemimpinan yang ada akan terus memunculkan figur-figur baru yang berkualitas. Dzikir dan shalawat menjadi rangkaian pembuka pelantikan, dan sebagai hiburan usai kegiatan diadakan gelaran musik gambus.

Sebagai pemantaban, Pengasuh PP Al Itqaan, KH Ubaidullah Shadaqah memberikan pesan penting agar Ansor dengan Banser sebagai pasukan khususnya dapat bergerak dalam satu barisan utuh satu komando. Kiai Ubed mengingatkan bahwa Banser memiliki latar belakang pendidikan yang beragam. Pun demikian dengan profesinya.

Disebutkan ada yang tidak memiliki penghasilan yang jelas, ada yang berprofesi sebagai dosen, pengusaha, dan sebagainya. Meski demikian, Banser memiliki keinginan yang kuat untuk bisa dalam satu barisan menjaga Ulama dan NKRI. Banser adalah pasukan militan.

Sosok Kiai yang ramah tersebut mengungkapkan perasaannya manakala membaca atau mendengar kabar buruk tentang Banser. “Saya paling tidak terima kalau ada yang mengejek Banser. Karena ketulusan Banser yang demikian tingginya dalam menjaga Ulama dan Negara ini,” tandasnya.

Lebih lanjut Kiai yang saat ini menjabat Rois Syuriah PWNU Jateng berpesan. Bahwa dalam menjaga organisasi, kemampuan leadership sangat dibutuhkan. Di mana setiap anggota memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Untuk itu dia mengingatkan bahwa perbedaan tersebut harus disikapi secara arif dan bijaksana.

Kemampuan seorang pemimpin dibutuhkan dalam menutup setiap kekurangan yang ada, tidak dibenarkan untuk mengumbar kekurangan anggotanya. “Thariqatukum jam’iyyah Ansor (Jalan kalian itu ya organisasi Ansor),” tuturnya. (RQ)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry