Ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Lamongan (ASL) saat menggelar aksi damai dan doa bersama di depan kantor Mega Finance, Jalan Sunan Drajat, Lamongan, Selasa (21/10/2025).

LAMONGAN | duta.co – Ratusan santri dan alumni yang tergabung dalam Aliansi Santri Lamongan (ASL) menggelar aksi damai dan doa bersama di depan kantor Mega Finance, Jalan Sunan Drajat, Lamongan, Selasa (21/10/2025).

Aksi tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap berbagai framing negatif terhadap kiai dan pesantren yang dinilai dilakukan oleh pihak Trans7/Transcorp.

Peserta aksi terdiri dari berbagai elemen santri dan alumni pesantren, di antaranya Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL), Keluarga Santri dan Alumni Langitan (KESAN), Ikatan Keluarga Alumni Bahrul Ulum (IKABU), Persatuan Santri dan Alumni Sunan Drajat (PESSANDRA), Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE), Ikatan Alumni Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif (IKAPPMAM), Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Darul Ulum (IKAPPDAR), Ikatan Keluarga Besar Alumni Tarbiyatut Tholabah (IKBAL TABAH), Himpunan Alumni Roudlotul Muta’abidin (HIKAM), dan Ikatan Alumni Al Fatah (IKAFA).

Tampak pula perwakilan dari Banom Nahdlatul Ulama, seperti PC GP Ansor, Banser, LPBH PCNU Lamongan, RMI PCNU Lamongan dan RMI PCNU Babat, LKNU, serta PC PMII dan IKA PMII Lamongan.

Sebelum melakukan orasi, massa terlebih dahulu melakukan long march dari kantor PCNU Lamongan menuju kantor Mega Finance, yang disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan media Trans7.

Massa berjalan sambil membawa atribut pesantren, sebagian menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Sesampainya di depan kantor Mega Finance, para santri melakukan doa bersama dan dilanjutkan dengan orasi oleh perwakilan masing-masing organisasi santri dan alumni.

Ketua Umum Persatuan Santri dan Alumni Sunan Drajat (PESSANDRA), Muhajirin, menegaskan aksi tersebut bukan untuk mencari sensasi, melainkan menegakkan kehormatan pesantren.

“Hari ini kami berdiri di sini bukan untuk mencari sensasi, bukan untuk gaduh, tapi untuk menegakkan kehormatan terhadap kiai dan pesantren sebagai simbol kemuliaan dan sumber ilmu yang telah membimbing bangsa ini sejak sebelum merdeka, namun dilecehkan dan diframing secara jahat,” tegas Muhajirin.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Lamongan, Mukhlisin, dalam orasinya menyebut narasi yang dibangun oleh Trans7 telah mencederai pesantren.

“Narasi yang menstigma pesantren sebagai lembaga feodal, tertutup, kolot, atau bahkan berpotensi perbudakan adalah bentuk disinformasi yang mencederai kontribusi nyata pesantren bagi bangsa. Karena itu kami menyerukan boikot Trans7 dan mendesak pemiliknya, Bapak Chairul Tanjung, untuk meminta maaf secara langsung kepada pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH. Anwar Mansur,” ujarnya.

Koordinator aksi Aliansi Santri Lamongan, Ahmad Dzikrullah Habib atau Gus Dzik, menambahkan bahwa pesantren sejak masa perjuangan telah menjadi benteng moral, pusat pendidikan karakter, dan penjaga nilai-nilai kebangsaan.

“Kami tidak menolak kritik, tetapi menolak framing yang menyesatkan. Pesantren adalah lembaga pendidikan berkarakter, bukan lembaga yang patut dicurigai,” ujarnya.

Melalui aksi ini, Aliansi Santri Lamongan mengajak seluruh pihak, terutama media dan pengguna media sosial, untuk lebih bijak dalam menyampaikan informasi terkait pesantren.

“Kritik konstruktif tentu dibutuhkan, tetapi harus disertai data, klarifikasi, dan niat membangun, bukan sekadar mencari sensasi atau memancing perpecahan,” lanjut Gus Dzik.

Aliansi juga mengimbau pemerintah serta organisasi keagamaan agar terus memperkuat literasi digital di kalangan santri guna menghadapi penyebaran opini yang menyesatkan di ruang publik.

Menurutnya, pesantren adalah bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa. “Menjaga marwah pesantren berarti menjaga masa depan moral Indonesia,” pungkasnya. (ard)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry