PASURUAN | duta.co – Dalam suasana penuh khidmat dan kebersamaan, keluarga besar TK Dharma Putra dan SDN Ngadirejo 1 Tutur menggelar istigosah dan santi puja, dilanjutkan dengan kenduren bersama, Jumat (31/10/25). Kegiatan ini melibatkan seluruh unsur sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, siswa, hingga wali murid.

Acara yang berlangsung di halaman SDN Ngadirejo 1 Tutur ini diawali dengan doa bersama (istigosah dan santi puja) sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta permohonan keselamatan bagi seluruh warga sekolah.

Suasana khidmat terasa saat para siswa ikut larut dalam lantunan doa yang dipimpin secara bergantian oleh perwakilan guru dan tokoh masyarakat setempat.

Setelah kegiatan doa bersama, acara dilanjutkan dengan kenduren bareng yang penuh keakraban. Para wali murid bersama guru dan siswa duduk bersila dalam satu lingkaran besar menikmati hidangan yang dibawa secara gotong royong dari rumah masing-masing. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang kebersamaan, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai kearifan lokal, solidaritas, dan rasa saling menghormati antarwarga sekolah.

Kepala SDN Ngadirejo 1 Tutur, Risdiyan Tri Wahyudi, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata dari pendidikan karakter berbasis budaya.

“Melalui istigosah dan kenduren bersama ini, kami ingin menanamkan nilai gotong royong, kebersamaan, dan rasa syukur kepada anak-anak sejak dini. Ini juga menjadi momentum mempererat hubungan antara sekolah dan masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala TK Dharma Putra, Sukarmiati, S.Pd, menambahkan bahwa kegiatan lintas jenjang ini menunjukkan kekompakan antara dua lembaga pendidikan yang berdekatan.

“Anak-anak TK dan SD bisa belajar saling menghormati dan bekerja sama dalam suasana yang penuh kebahagiaan. Tradisi seperti ini perlu terus dijaga agar tidak hilang di tengah arus modernisasi,” ungkapnya.

Salah satu wali murid juga mengapresiasi kegiatan ini karena selain menumbuhkan nilai religius dan sosial, acara tersebut mempererat silaturahmi antarorang tua. “Kami merasa senang bisa terlibat langsung. Anak-anak belajar dari contoh nyata bahwa kebersamaan dan doa itu penting dalam kehidupan,” tuturnya.

Kegiatan pun ditutup dengan doa bersama dan pembagian berkat kenduren. Dengan penuh rasa syukur, seluruh peserta berharap agar kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda rutin yang memperkuat kearifan lokal, karakter religius, serta solidaritas antara sekolah dan masyarakat. (Puj)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry