KUIS. Ning Ita (tengah) didampingi Sekretaris Dinas P dan K Nara Nupiksaning Utama dan Kasek SDN Kedundung 2 Yati Hartini memberikan kuis kepada siswa untuk menguji siswa di bidang keagamaan. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari kembali turba (turun ke bawah) dengan meninjau pelaksanaan program ‘Ning Ita di Sekolah, akronim dari Peningkatan Iman dan Taqwa di Sekolah’, Kamis (2/10/2025). Dengan didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Nara Nupiksaning Utama, Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini mengunjungi SDN Kedundung 2 dan 3.

Pada kesempatan tersebut Ning Ita memperingatkan agar sertifikat Kecakapan Dasar Keagamaan (KDK) harus valid dan tidak diperdagangkan.

“Terkait dengan Sertifikat KDK harus benar-benar valid, jangan sampai Sertifikat KDK ini ‘diperdagangkan’ hanya untuk kepentingan supaya bisa masuk sekolah SMP Negeri. Padahal hakekatnya belum bisa mengaji (membca Al-Qur’an) dengan baik dan benar,” tandas Ning Ita.

Peringatan keras dari Ning It ini cukup beralasan, sebab memiliki Sertifikat KDK atau lulus Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) menjadi syarat bagi siswa siswi muslim untuk bisa di terima di SMP Negeri.

“Sertifikat lulus TPQ itu valid atau tidak. Sudah dipersyaratkan masuk SMP Negeri harus punya sertifikat lulus TPQ, tapi saya beberapa tahun lalu coba sampling masuk beberapa SMP Negeri, saya tanya, ternyata masih banyak yang belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik. Tapi, kok bisa masuk SMP Negeri, padahal seluruh SMP (Neger) di Kota Mojokerto mempersyaratkan, untuk bisa masuk (diterima) di SMP Negeri harus punya Sertifikat KDK atau lulus TPQ,” ungkap Ning Ita.

Ning Ita juga menegaskan bahwa kehadiran program ‘Ning Ita di Sekolah ‘ tidak dimaksudkan untuk mengurangi atau menggantikan peran TPQ, sebaliknya, program ini justru melibatkan dan memberdayakan guru TPQ serta pendidik agama setempat.

“Setiap hari Selasa dan Kamis, anak-anak mendapatkan pendalaman agama sesuai keyakinannya, sekaligus belajar akhlak, budi pekerti, dan nilai-nilai karakter. Jadi ini adalah penguatan, bukan pengganti peran TPQ,” tegas Ning Ita.

Ia juga menambahkan bahwa pendidikan agama tidak boleh berhenti, tetapi harus dihidupkan dalam keseharian siswa. “Melalui program ini, kita ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga tumbuh dengan karakter yang baik, sopan santun, dan memiliki rasa hormat kepada orang tua serta guru,” katanya.

Kehadiran wali kota disambut hangat para siswa. Ia pun memberikan motivasi agar anak-anak terus bersemangat menimba ilmu, baik ilmu pengetahuan umum maupun ilmu agama.

‎”Masa depan Kota Mojokerto ada di tangan generasi muda. Dengan pembinaan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan akhlak, kita berharap lahir generasi unggul yang membawa nama baik daerah kita,” tambahnya.

Kedatangan Ning Ita disambut hangat oleh siswa dan guru. Tidak hanya pembelajaran agama Islam yang dikunjungi, yang nonmislim juga dikunjungi. Ning Ita juga memberikan kuis dan memberi hadiah bagi yang bisa menjawab.

‎Dengan program Ning Ita di Sekolah, Pemerintah Kota Mojokerto ingin memastikan pendidikan karakter dan religiusitas berjalan beriringan, serta memperkuat sinergi antara sekolah dan lingkungan. (ywd)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry