
JOMBANG | duta.co – Seminar pendidikan di Gedung lslamic Center Jombang, Selasa (28/10). Sebanyak 100 peserta menghadiri kegiatan ini. Mereka adalah para guru TK/RA dan guru SD/MI dari seluruh wilayah di kabupaten Jombang.
Para peserta memang diprioritaskan berasal dari daerah tertinggal, terdalam dan terluar (3T). Termasuk peserta dari Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan.
Hadir sebagai keynote speaker adalah Wor Windari, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. Sedangkan narasumber seminar ini adalah Muhammad Farid (Ketua Dewan Pembina Yayasan Roushon Fikr) dan Sayekti Puji Rahayu, Direktur Pengembangan Kurikulum Yayasan Roushon Fikr.
Kepala Disdikbud mengapresiasi seminar pendidikan yang digelar. Dia berharap seminar ini bisa memberikan sumbangsih pemikiran dan inspirasi bagi para guru demi kemajuan dunia pendidikan yang ada di Kabupaten Jombang.
“Guru harus selalu adaptif terhadap perubahan, termasuk adanya perubahan dan penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu,” ujarnya. “Termasuk yang sekarang harus dikuasai oleh guru implementasi kurikulum deep learning,” imbuhnya.
Saat memaparkan materi, Sayekti Puji Rahayu menyampaikan bahwa pembelajaran harus menyenangkan dan bermakna. “Saya berharap ilmu dari seminar ini dapat diimplementasikan di sekolah masing-masing,” ujarnya.
Dia juga berharap para peserta mampu memberikan warna baru dalam pembelajaran. “Sehingga para siswa lebih semangat dan senang lagi mengikuti pembelajaran,” pintanya.
Dirinya juga mewanti-wanti agar semua guru tidak berhenti meningkatkan kualitas profesional yang dimiliki. “Karena guru sebagai agen perubahan sehingga dia harus terus meningkatkan kompetensinya,” imbuhnya.
Muhammad Farid menyampaikan hal senada. “Peningkatan kompetensi profesional guru itu sejalan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan,” ujarnya.
“Salah satunya adalah kompetensi psikologis, yang mencakup berpikir kreatif, bijak-etis berkeputusan dan regulasi diri,” urainya. Kemampuan berpikir kreatif, lanjutnya, dibutuhkan guru karena tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang sama dengan metode yang sama pula.
Seorang guru, imbuhnya, juga memerlukan kemampuan mengambil keputusan yang cerdas, bijaksana dan beretika. “Karena keputusan yang diambil guru harus menerapkan prinsip berkeadilan agar memberikan kebermanfaatan kepada seluruh siswa,” katanya.
Sedangkan kemampuan meregulasi diri, tambahnya, adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran, perasaan dan perilaku. “Ini demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” pungkasnya (din)
Kontributor: Dina Ratna Damayanti, peserta kegiatan & tim divisi Pengembangan Pendidikan Yayasan Roushon Fikr Jombang





































