Optimalisasi kader itu dilakukan di Balai RT 02/RW 03 Kelurahan Banyu Urip, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya, 24 Agustus lalu.
Tiga dosen yang terlibat adalah Dr R.Khairiyatul Afiyah (ketua), dengan anggota Dr Faridah Umamah dan Rusdianingseh dan dibantu dua mahasiswa prodi S1 Keperawatan.
Ketua Tim, Khairiyatul atau Rere mengatakan optimalisasi ini penting dilakukan. Karena data yang diperoleh dari Kader Surabaya Hebat semakin meningkatnya jumlah usia pre menopause dan menopause yang masih memiliki suami, mengalami keluhan fisik dan psikologis.
Mereka merasakan kesendirian dan tidak mendapatkan dukungan suami dalam menghadapi atau menjalankan fase menopause.
“Dari data tersebut permasalahan dukungan suami saat istri menghadapi fase menopause harus mendapatkan solusi oleh karenanya pemberdayaan Kader Surabaya Hebat dan dukungan keluarga perlu digalakkan,” kata Rere, Selasa (10/9/2024).
Dukungan Kader Surabaya Hebat dan keluarga penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi di masa menopause
Seorang wanita dikatakan menopause jika tidak mengalami menstruasi lagi selama minimal 12 bulan. Kebanyakan wanita pada masa menopause akan mengalami perubahan psikologis (Zhang et al., 2020).
Pada masa menopause, wanita akan mengalami perasaan cemas, mudah tersinggung, tegang, gelisah, perasaan depresi, malas, sedih, merasa tidak berdaya, mudah menangis, mudah lupa, dan meluapkan emosi.
Kebanyakan wanita merasa cemas saat menghadapi menopause, sehingga banyak permasalahan sederhana yang menjadi hal besar bahkan bisa membuat wanita putus asa saat menghadapi menopause (Harahap et al., 2022).
Gejala tersebut disebabkan oleh penurunan hormon estrogen dan progesteron, hormon tersebut berfungsi mengatur memori, persepsi dan mood (Bahri et al., 2016). Dampak buruknya dapat dikurangi dengan adanya dukungan dari pasangan seksualnya, yaitu suami.
Seringkali karena ketidaktahuan suami mengenai perubahan yang terjadi pada masa menopause dapat menyebabkan perselisihan dan akan membawa konsekuensi dimana isteri bertambah depresi, mudah tersinggung dan timbul pikiran yang bukan-bukan (cemburu berlebihan) (Oduor et al., 2014).
Selain masalah tersebut permasalahan mengenai seksualitas wanita menopause termasuk menopause syndrome merupakan masalah yang mayoritas menghinggapi para wanita. Dampak buruknya dapat dikurangi dengan adanya dukungan dari pasangan seksualnya, yaitu suami (Susilawangi et al., 2023).
Peranan suami amat penting dalam membantu mengatasi dampak menopause, selain rehabilitasi fisik dan stabilisasi emosional. Pengertian, toleransi dan kasih sayang (tender; loving and care) merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi pemulihan kondisi psikologisnya dukungan suami merupakan salah satu bentuk dukungan sosial yang menguntungkan bagi penerima dukungan tersebut, seperti memberi rasa aman, kedekatan emosional, meningkatkan kualitas diri dalam mengatasi masalah yang dihadapi (Rouhbakhsh et al., 2019).
Bentuk dukungan yang diberikan dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu bentuk dukungan emosi, bentuk dukungan penghargaan (esteem), bentuk dukungan instrumental,dan bentuk dukungan informasi (Irawan et al., 2022).
Keluarga merupakan unit pelayanan dasar dalam masyarakat yang sekaligus menjadi pengasuh utama bagi anggota keluarga. Keluarga akan memegang peranan besar terutama dalam menentukan jenis perawatan yang dibutuhkan oleh anggota keluarga.
Sebagai suatu sistem di dalam keluarga, maka akan terjadi interaksi, interelasi, dan saling ketergantungan antar sub-sub dalam sistem keluarga. Dengan kata lain, jika salah satu keluarga mengalami gangguan maka seluruh sistem keluarga akan terganggu. Oleh karena itu, pendekatan terhadap fungsi keluarga sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi perempuan pada masa menopause (Irawan et al., 2022). ril/hms