33 Puskemas di Kabupaten Probolinggo menjalani reakreditasi untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan. (Foto atas) Kepala Puskesmas Lumbang dan Camat Lumbang saat melihat proses pelayanan inklusi inovasi Puskemas Lumbang

PROBOLINGGO | duta.co – Untuk memastikan bahwa mutu pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sesuai standar dan terus meningkat, sebanyak 33 Puskesmas se-Kabupaten Probolinggo menjalani reakreditasi.

Pemkab Probolinggo melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan pendampingan atau pembinaan terhadap 33 Puskesmas dalam mengikuti reakreditasi pada tahun 2023 ini.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Awi mengatakan 33 Puskesmas mengikuti reakreditasi, mulai 18 September hingga 23 Desember 2023.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Awi

“Dengan reakreditasi, Puskesmas diharapkan memberikan pelayanan sesuai standar kepada masyarakat,” kata Awi, Senin (20/11/2023).

Awi menjelaskan, akreditasi Puskesmas dilaksanakan setiap lima tahun sekali. Untuk akreditasi kedua dan selanjutnya, disebut reakreditasi.

“Seperti tahun 2023 ini, reakreditasi diikuti 33 Puskesmas di Kabupaten Probolinggo. Puskesmas di Kabupaten Probolinggo ada yang sudah mengikuti reakreditasi kedua. Artinya ada puskesmas yang sudah mengikuti reakreditasi ketiga kali,” jelas Awi.

Sejak dilakukan, reakreditasi hingga hari ini sudah berjalan di 18 Puskesmas, sebanyak 16 Puskesmas sudah selesai menjalani reakreditasi.

Dinkes berharap, dengan reakreditasi selalu terjadi peningkatan mutu pelayanan oleh Puskesmas. Pasalnya, Dinkes merupakan pendamping dan pembina dalam pelaksanaan reakreditasi tersebut.

“Masyarakat berharap bisa mendapatkan pelayanan standar dan sesuai kebutuhan dari Puskesmas setelah direakreditasi,” jelas Awi.

Dalam proses reakreditasi, selain dilakukan survey kepada Puskesmas, juga dilakukan survey kepada masyarakat sebagai penerima layanan. Survey juga dilakukan kepada tokoh-tokoh masyarakat, lintas sektor di desa dan kecamatan.

Ada pula wawancara dengan kader, PKK desa, Kades, lintas sektor di kecamatan atau instansi seperti polsek, koramil, KUA. Selanjutnya wawancara juga menyasar kepada pihak Dinas Pendidikan, dan lembaga pendidikan di kecamatan, perwakilan penyuluh Keluarga Berencana kecamatan, serta tokoh masyarakat yang lain.

“Satu hal lagi, bahwa reakreditasi yang diikuti 33 Puskesmas juga selaras dengan Bus Patas, yakni jargon Pemkab Probolinggo yang digagas Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto. Karena dalam reakdreditasi, termuat program prioritas, salah satunya percepatan penurunan angka stunting,” pungkas Awi.

Ciptakan Inovasi

Puskesmas Lumbang menjadi salah satu dari 33 Puskemas di Kabupaten Probolinggo yang menjalani reakreditasi

Salah satu Puskesmas yang juga menjalani reakreditasi adalah Puskesmas Lumbang. Kepala Puskesmas Lumbang, dr Ria Tjahtjandani mengungkapkan berbagai inovasi dan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, terutama dalam hal layanan inklusi dan penanggulangan gangguan pengelihatan.

Puskesmas Lumbang tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan secara umum, namun juga telah mengambil langkah nyata untuk memastikan bahwa layanannya dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan kaum disabilitas.

Dalam upaya menciptakan lingkungan yang ramah bagi kelompok rentan, Puskesmas Lumbang telah memasang handrail untuk membantu tuna netra dan lansia. Selain itu, stiker guiding dipasang untuk memandu pengguna kursi roda, serta kamar mandi yang dapat diakses oleh semua kalangan.

Saat ini, Puskesmas Lumbang tengah berupaya meraih akreditasi Madya menuju Paripurna, dengan fokus pada peningkatan mutu layanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Proses reakreditasi Puskesmas Lumbang akan dilakukan pada 4-5 Desember 2023 untuk pendokumentasiannya, sementara bukti telusur akan dilakukan pada 7-8 Desember 2023.

Kepala Puskesmas berharap bahwa inovasi dan upaya yang telah dilakukan dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

Ria, sapaannya, menjelaskan bahwa seluruh petugas puskesmas telah menjalani pelatihan khusus untuk memberikan pelayanan terbaik kepada kelompok rentan.

Puskesmas bahkan memiliki petugas yang disebut Cak dan Ning Inklusi, yang bertugas memberikan pelayanan khusus kepada kelompok rentan.

“Kami ingin merubah perilaku dari petugas kepada masyarakat, menerapkan prinsip 3S, yaitu senyum, sapa, salam. Ini sebagai langkah konkret untuk menciptakan perilaku inklusi di masyarakat,” ungkap Ria saat ditemui Duta, Jumat (17/11/2023),.

Puskesmas Lumbang juga memanfaatkan anggaran dengan sebaik mungkin, terutama untuk keperluan infrastruktur yang mendukung pelayanan inklusi.

Upaya ini sejalan dengan misi Puskesmas Lumbang untuk menjadikan sepuluh desa se-Kecamatan Lumbang memiliki perilaku inklusi.

Salah satu inovasi yang mencolok adalah penanggulangan gangguan penglihatan dengan program “Matador Jaman Now” dan Cegah Anemia Kehamilan (Cemilan).

Matador Jaman Now merupakan pemberdayaan kader untuk melakukan skrining pemeriksaan mata sederhana, termasuk skrining katarak, tanpa memerlukan peralatan khusus. Para kader telah diberikan pelatihan khusus untuk melaksanakan pemeriksaan mata tersebut dengan menggunakan dua jari.

Untuk Cemilan sendiri, ditujukan agar ibu hamil tidak mengalami kekurangan darah, sebab hal itu bisa menjadi salah satu faktor stunting. afa/**/hul

Bagaimana Reaksi Anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry