KEDIRI | duta,co – Bertempat di Gedung UIN Syeh Wasil Kota Kediri, Ahad (28/12), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur melaksanakan Turba (Turun Bawah) yang diikuti empat Pengurus Cabang NU (PCNU) wilayah Kediri Raya, yakni PCNU Kota Kediri, PCNU Kabupaten Kediri, PCNU Kabupaten Nganjuk, dan PCNU Kabupaten Jombang.

Tim PWNU Jatim dalam siaran pers di Kediri, Ahad malam, melaporkan Turba/Silaturrahmi itu dipimpin Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir dan Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) bersama belasan tim PWNU.

Forum silaturahmi itu diikuti pimpinan PCNU di Wilayah Kediri Raya, diantaranya Ketua PCNU Kota Kediri KH Abubakar Djalil (Gus Ab), Sekretaris PCNU Kabupaten Kediri H Bahrudin, Ketua PCNU Nganjuk KH Hasyim Afandi MAg, Sekretaris PCNU Jombang H Ubaidillah, dan jajarannya.

Sebagai tuan rumah, PCNU Kota Kediri yang diwakili oleh KH Abubakar Djalil (Gus Ab) membuka sesi presentasi/pelaporan dengan membagikan kunci sukses gerakannya, yaitu filosofi “3K” atau Komunikasi, Koordinasi, dan Kolaborasi. Filosofi sederhana yang menyita perhatian forum dan menjadi diskusi.

“Kunci pertama adalah Komunikasi ke samping kanan-kiri, termasuk dengan Forkopimda. Dari komunikasi yang baik, lahirlah Koordinasi yang rapi. Dan dari koordinasi yang solid, maka Kolaborasi nyata antar-elemen dapat diwujudkan. Inilah fondasi kami,” papar Gus Ab dengan gamblang.

Lain halnya dengan PCNU Kabupaten Kediri yang melaporkan Pendampingan Umat di 26 Kecamatan/MWC NU dengan 415 Desa/Ranting/PRNU. Fokus utamanya adalah pendampingan umat di empat bidang utama, yakni LDNU, LBM, Wakaf, dan Kesehatan, namun Pendidikan juga disinergikan Maarif-RMI.

“Bidang Dakwah (LDNU) dengan mendidik kader dakwah tingkat kabupaten dan MWC dengan standar mampu membaca kitab kuning, lalu bidang Lembaga Bahtsul Masail (LBM) memastikan setiap MWCNU memiliki LBM yang mandiri untuk menyelesaikan masalah keagamaan di tingkat akar rumput,” kata Sekretaris PCNU Kabupaten Kediri H Bahrudin.

Untuk Percepatan Sertifikasi Wakaf, ia menjelaskan dari target 3.000 bidang sudah tercatat 600 bidang tanah wakaf telah berhasil disertifikatkan. “Alhamdulillah,” katanya.

Untuk Layanan Kesehatan Nyata, pihaknya mengkomandoi 50 mobil siaga yang didanai dari “koinisasi” Lazisnu untuk menjangkau masyarakat belum tercakup BPJS, yang bekerja sama dengan klinik di tingkat MWC dan Banom. “Kami juga telah mengkonsolidasi 354 lembaga pendidikan di bawah LP Ma’arif dengan 321 pesantren di bawah RMI,” kata Bahrudin.

Sementara PCNU Nganjuk melaporkan Kemandirian Ekonomi dan Pengelolaan Dana Massif dalam presentasi yang disampaikan oleh Ketuanya, KH Hasyim Afandi MAg. Dengan struktur 20 MWCNU dan 370 PRNU, PCNU Nganjuk menunjukkan kematangan dan terobosan organisasi, khususnya di bidang ekonomi.

Prestasi bidang ekonomi ditunjukkan oleh Lembaga Perekonomian NU melalui PT Persada Nawa Kartika (PENAK) yang memiliki sejumlah unit. Unit usaha AMDK “NUCless” (5 tahun) mencatat laba Rp1,32 Miliar di tahun 2025. Rokok “NUKler” (5 bulan) sudah mencetak laba Rp39 juta, dan produksi minyak goreng telah dimulai.

“Ikhtiar LPNU itu merupakan tulang punggung kemandirian ekonomi kami, tapi Lazisnu Nganjuk juga tidak kalah impresif, karena secara rutin menghimpun dana umat rata-rata Rp200 juta per bulan. Dana ini disalurkan untuk beasiswa ABILA, santunan bagi 70 tunanetra dan 200 disabilitas, serta program sosial lain,” katanya.

Selain itu, PCNU Nganjuk juga sedang memproses pendirian RSNU dan mengelola 110 pesantren.

Mengakhiri sesi presentasi cabang, PCNU Kabupaten Jombang yang diwakili Sekretaris KH Ubaidillah menyampaikan arahan dari Ketua PCNU Jombang, KH. Amrullah Hadzik, tentang peta jalan periode 2024-2029 yang berfokus pada “Nawa Khidmah”.

“Nawa Khidmah” atau Tujuh Bidang Layanan itu fokus pada Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial Budaya, Lingkungan Hidup, hingga Pertanian. Khusus bidang kaderisasi, PCNU Jombang juga secara rutin mengkaji Qonun Asasi setiap Selasa malam sebagai dasar gerakan.

Dua program unggulan yang dicanangkan adalah pendirian SMP-SMA Unggulan NU dan yang lebih visioner, pendirian Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama. “Sumber pendanaan akan dikelola profesional dari deviden RSNU Jombang, SHU BMT NU, bantuan pemda, dan pihak lain,” kata KH Ubaidillah.

Mendengar seluruh laporan PCNU dari Wilayah Kediri itu, Ketua PWNU Jatim Gus kikin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada keempat PCNU atas kinerja dan inovasinya yang luar biasa.

“Dari ‘3K’ ala Kota Kediri, pendampingan kesehatan nyata dari Kabupaten Kediri, kemandirian ekonomi Nganjuk, hingga visi pendidikan besar Jombang, kami melihat semangat yang sama yakni berkhidmat untuk umat dengan cara yang konkret dan terukur,” ujarnya.

Secara khusus, Gus Kikin menyoroti kesuksesan pengelolaan usaha dan dana sosial PCNU Nganjuk. “Pencapaian ekonomi dan pengelolaan dana sosial PCNU Nganjuk patut menjadi best practice dan dipelajari cabang-cabang lain. Ini membuktikan NU mampu mandiri dan memberdayakan ekonomi kerakyatan dengan prinsip syariah,” katanya.

Oleh karena itu, kata Gus Kikin, PWNU berkomitmen penuh untuk memfasilitasi dan mendukung sinergi yang telah terjalin antar-cabang.

“Kolaborasi tidak boleh berhenti di ruangan ini. Ke depan, PWNU akan memfasilitasi pertemuan-pertemuan teknis agar program-program unggulan dari tiap cabang, seperti mobil siaga Kediri atau unit usaha Nganjuk, bisa diadopsi dan diadaptasi sesuai konteks,” katanya.

Keempat PCNU sepakat untuk segera menindaklanjuti arahan Gus Kikin dengan menjajaki kerja sama teknis lintas wilayah, mulai dari pertukaran kader pelatihan, sharing module pengelolaan BMT dan unit usaha, hingga koordinasi program kesehatan dan pendidikan. (*/pwnu)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry