
KUDUS | duta.co – Akhirnya Tim All Stars Surabaya menduduki posisi ketiga MilkLife Soccer Challenge All Stars, setelah menang melawan Jakarta 2-1 di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (26/1/2025).
Kekecewaan dan kesedihan Locita dan kawan-kawan sehari sebelumnya yang kalah lewat tendangan pinalti melawan Tim All Stars Kudus 6-7 yang membuat arek-arek Suroboyo ini gagal ke final, terbayarkan.
Melawan Jakarta kedua kalinya membuat Locita cs lebih enjoy. Mereka bermain rilek namun tetap menyerang. Gawang Kenzi Bramanti dibobol di menit-menit awal. Membuat para bonita ini sedikit down.
Namun, mereka kembali bangkit hingga akhirnya di menit 11, sang kapten Locita berhasil membalas gol dan mengubah kedudukan 1-1. Di menit ke15, Kesya AM Nian membobol gawang Jakarta dan mengubah kedudukan 2-1 untuk tim Surabaya.
Kedudukan 2-1 ini bertahan hingga selesai pertandingan 2×15 menit dan menjadikan Surabaya berada di posisi ketiga.

Coach Ridwan Anwar, mengaku puas dengan capaian ini. Menjadi juara tiga di luar ekspektasinya. Apalagi sehari sebelumnya, timnya kecewa berat atas kekalahan melawan tim Kudus yang membuat kandasnya harapan bermain di final.
Hal itu yang membuat Coach Ridwan harus berpikir keras untuk kembali membangkitkan kepercayaan diri dan semangat anak didiknya. “Saya akhirnya mempersilahkan anak-anak ini bertemu keluarga. Selama tiga jam mereka diajak jalan-jalan bersama orang tuanya. Setelah itu kembali ke hotel, dikasih bimbingan dan motivasi, terus dan paginya bisa bermain maksimal,” jelasnya.
Dukungan Orang Tua

Tak bisa dipungkiri, peran orang tua memang luar biasa. Mereka mendukung anak-anak sangat all out. Datang dari Surabaya dengan rombongan sekitar 30 orang. Tidak semua anaknya ikut menjadi pemain, ada yang hanya simpatisan yang satu tim di SSB.
Rombongan selalu hadir di tribun setiap kali pertandingan Tim All Stars Surabaya bertanding. Yel-yel selalu diteriakkan. “Surabaya, Surabaya oh Surabaya, kami datang, kami datang untuk juara,” begitu yel-yel dan nyanyian yang diteriakkan.
Tidak hanya itu, ibunda dari Locita, Mela Damayanti rela terus berteriak-teriak memberikan semangat. Didengar atau tidak, perempuan berkerudung itu tetap berteriak. “Ayo Nduk, maju. Kunci Nduk, ojok sampe lolos Nduk,” teriaknya. “Loli (panggilan Locita,red) ayo semangat. Majuo Nduk, ojok nek mburi ae,” tambahnya ketika bola dipegang lawan.
Mela pun mengaku bersama suaminya Sardiyoko hadir rombongan dengan para orang tua lain atas inisiatif sendiri. Mereka menyewa kendaraan dan penginapan sendiri. “Demi anak, untuk mendukung anak,” katanya.
Diakuinya merumput seperti ini adalah pengalaman bagi anak mereka untuk menambah dan mengasah skill atau kemampuan. Pengalaman ini sangat berharga bagi karier anak-anak mereka ke depan. “Ya kesukaannya di sepakbola, ya harus kami dukung. Kami mendukung sampai titik darah penghabisan,” tandasnya.
Mela dan orang tua lain mengaku senang, karena anak-anak mereka bisa bermain sepakbola dengan riang gembira. Mereka bisa berduka cita melakukan olahraga kegemaran. “Ya berkompetisi dengan riang gembira. Semoga ini menjadi bekal mereka mengejar cita-cita. Bisa membawa tim sepakbola putri Surabaya bisa berbicara di kancah nasional dan juga bisa membawa sepakbola putri Indonesia kelak berlaga di piala dunia,” harapnya. ril/lis