BANYUWANGI | duta.co – Aktivitas pariwisata di Desa Wisata Tamansari mengalami kejenuhan dengan model pariwisata yang sudah ada. Hal ini mendorong Kepala Desa Tamansari, Rizal Sahputra, SP, menciptakan model pariwisata baru yang tidak bersifat mass tourism namun tetap eksklusif. Keprihatinan yang sama juga dirasakan tim dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dalam Skema Desa Binaan Unesa, pada 18 – 19 Juli 2024, tim dosen yang diketuai oleh Tatak Setiadi, M.A., serta beranggotakan Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd., Dr. Lidya Lestari Sitohang, S.Si., M.Sc., Dr. Eko Pamuji, M.I.Kom., Herma Retno Prabayanti, S.E., M.Med.Kom., dan Revienda Anita Fitrie, S.I.P., MPA., memberikan gambaran besar untuk membangun konsep pariwisata kesehatan yang eksklusif.
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala Desa Tamansari, Direktur BUMDesa Ijen Lestari, anggota Badan Permusyawaratan Desa, para kepala dusun, dan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Diskusi dalam kegiatan ini berlangsung interaktif. Menurut Mahsun, Direktur BUMDesa Ijen Lestari, pihak terkait dalam aktivitas pariwisata di Desa Tamansari harus memperhatikan bahwa model pariwisata ini memiliki potensi inovasi yang dimiliki oleh Desa Tamansari.
Diskusi dimulai dengan pembahasan tentang dampak mass tourism yang dapat merusak lingkungan. Dr. Lidya Lestari Sitohang, S.Si., M.Sc., menyampaikan bahwa model pariwisata kesehatan ini telah sesuai dengan kondisi lingkungan dan kearifan lokal yang dimiliki oleh Desa Tamansari.
Dr. Mufarrihul Hazin, S.Pd.I., M.Pd., Kepala Pusat Studi Pengembangan Pedesaan Unesa, mendorong inisiatif ini dengan memperkuat partisipasi semua pemangku kepentingan di Desa Tamansari, mulai dari penguatan peran BUMDesa Ijen Lestari, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tim Penggerak PKK, para kepala dusun, hingga kerjasama dengan mitra perguruan tinggi dan swasta.
Pada akhir diskusi, ketua kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Tatak Setiadi, M.A., menerjemahkan keinginan para perangkat desa akan pariwisata baru ini dengan memaparkan model destinasi wisata dan aktivitas yang dapat dilakukan, termasuk mengembangkan aktivitas trekking dan jelajah hutan, memproses dan menikmati produk konsumsi herbal, kegiatan yoga, hingga pijat tradisional.
Camat Kecamatan Licin, Iwan Yos Sugiharto, M.Si., juga mendukung upaya pengembangan potensi wisata baru yang digagas oleh Desa Tamansari bersama Unesa. Dukungan ini disambut baik oleh para pemangku kepentingan di Desa Wisata Tamansari dan diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan. Untuk itu, Unesa dan Desa Tamansari menyepakati perjanjian kerjasama dalam pengembangan desa wisata melalui Memorandum of Agreement (MoA) yang ditandatangani oleh masing-masing pihak. Imm/ekp