
SURABAYA | duta.co – Tiga Organisasi mahasiswa (Ormawa) dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berhasil meraih pendanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) 2023 pada Batch 2.
Pendanaan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Tiga ormawa tersebut yakni Himpunan Mahasiswa D3 Kebidanan dengan Program ‘Optimalisasi GARASI (GERAI MPASI) Di Kelurahan Wonokromo Surabaya dengan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengemasan dan Pemasaran MPASI Frozen’.
Kedua diraih Himpunan Mahasiswa D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Program ‘Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Tanjung Perak Kota Surabaya Dalam Upaya Mewujudkan Desa Tanggap Darurat’.
Serta Pembentukan Balai Pintar Bhumi Harita Melalui Ecoprint sebagai Upaya Pemberdayaan Wanit untuk Membangun Perekonomian UMKM di RW 13 Kedunganyar Surabaya oleh Hima D3 Keperawatan.
Direktur Akademik, Kemahasiswaan dan Perpustakaan, Dr Umdatus Soleha mengaku bangga dengan prestasi mahasiswa.
“Prestasi luar biasa. Kami sangat senang dan selalu mendukung kegiatan mahasiswa,” kata Umdatus.
Prestasi ini merupakan bukti konkret dari peran aktif Ormawa Unusa dalam memberdayakan masyarakat desa melalui inovasi dan aksi nyata. Program P2MD Batch 2 yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek bertujuan untuk mendorong partisipasi mahasiswa dalam pengembangan desa melalui berbagai proyek dan kegiatan yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Tiga ormawa tersebut berhasil melewati tahap seleksi ketat dan meraih dukungan finansial untuk mengimplementasikan proyek mereka.
Diharapkan pula bahwa prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa dari perguruan tinggi lain untuk turut berkontribusi dalam pembangunan masyarakat desa.
Semoga, dengan keberlanjutan program-program pemberdayaan semacam ini, mahasiswa dapat terus berperan sebagai agen perubahan yang berdaya dan berkomitmen dalam memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik. Prestasi ormawa Unusa ini menjadi contoh bagaimana pendidikan tinggi dapat menjadi motor penggerak pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. ril/hms