Rizki Nurmalya – Dosen Si Gizi Fakultas Kesehatan (FKes)

HIPERTENSI atau yang sering dikenal dengan penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit silent killer. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.

Peningkatan tekanan yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung dan otak bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.

Klasifikasi hipertensi terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan penyebab (hipertensi primer/hipertensi esensial dan hipertensi sekunder/hipertensi non esensial) dan berdasarkan bentuk hipertensi.

Hipertensi sering disebut dengan penyakit silent killer karena sering terjadi tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang penyakit hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi.

Gejla dapat bervariasi pada masing – masig individu dan hampir sama dengan gejala penyait lainnya. Gejala – gejala yang sering terjadi adalah sakit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar – debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan mimisan.

Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita hipertensi antara lain gangguan serebral (otak), gangguan penglihatan, gangguan jantung, gangguan fungsi ginjal dan gangguan syaraf.

Faktor resiko terjadinya hipertensi ada 2 yaitu risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan risiko yang dapat dimodifikasi. Risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur (dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar), jenis kelamin (pria mempunyai risiko 2,3x lebih banyak mengalami peningkatan tekanan darah sistolik dibandingkan wanita), riwayat keluarga (genetik).

Sedangkan Risiko yang dapat di modifikas antara lain kegemukan, merokok, kurang aktivitas fisik, diet tinggi lemak, konsumsi garam berlebih, dislipidemia, konsumsi alkohol berlebih, psikososial dan stres.

Hipertensi dapat dicegah dengan cara CERDIK dan PATUH. CERDIK adalah Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin lakukan aktivitas, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres. Sedangkan PATUH adalah Periksa kesehatan secaa rutin dan ikui anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.

Risiko hipertensi dapat dikurangi dengan cara mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh setiap hari), menghindari minuman beralkohol, melakukan aktivitas fisik teratur ( seperti perjalan kaki 3 km/ berolah raga 30 menit setiap hari minimal 5x/minggu), tidak merokok dan menghindari asap rokok, diet gizi seimbang. Serta melakukan pengecekan tekanan darah secara rutin.

Bahan makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah :

  1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi ( otak, ginjal,paru,minyak kelapa, gajih).
  2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin).
  3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah buahan dalam kaleng, soft drink).
  4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
  5. Susu full cream, mentega, margarine, keju, mayonnaise serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah, kung telur, kulit ayam.
  6. Bumbu – bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
  7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry