dr. Diyan Wahyu Kurniasari, Sp.PK – Dosen Fakultas Kedokteran

ACQUIRED Immunodeficiency Syndrome atau AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit ini menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga membuat penderitanya rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit lainnya yang dapat mengancam nyawa.

Banyak orang yang masih kurang memahami pentingnya deteksi dini HIV melalui tes darah, yang sebenarnya bisa menjadi “jendela kehidupan” bagi penderita HIV/AIDS.

Tes darah HIV berperan penting dalam pencegahan dan pengobatan, memungkinkan deteksi dini yang sangat diperlukan untuk pengobatan efektif dan pencegahan penularan lebih lanjut. Sebelum gejala AIDS muncul, ada periode “jendela infeksi” atau “window period” di mana virus telah ada namun belum terdeteksi, biasanya berlangsung 2-4 minggu setelah paparan. Pada masa ini, individu yang terinfeksi dapat menularkan virus, meskipun hasil tes HIV mungkin negatif.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Banyak orang takut melakukan tes HIV karena stigma yang kuat, terutama di masyarakat yang kurang edukasi. Padahal, tes ini penting untuk mendeteksi HIV sejak dini, memungkinkan pengobatan efektif, dan mencegah penularan melalui langkah-langkah, seperti menggunakan kondom atau tidak berbagi jarum suntik.

Kemajuan dalam ilmu kedokteran telah membuat pengobatan bagi penderita HIV semakin efektif dan mudah diakses. Meskipun hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan HIV, terdapat terapi antiretroviral (ARV) yang dapat menekan jumlah virus dalam tubuh hingga ke tingkat yang sangat rendah.

Dengan terapi ini, penderita HIV dapat hidup sehat dan normal, serta risiko penularan virus kepada pasangan seksual mereka juga menjadi sangat kecil. Namun, keberhasilan terapi ARV sangat bergantung pada seberapa cepat penyakit ini dideteksi dan diobati.

Di Indonesia, tes HIV tersedia di puskesmas, rumah sakit, klinik dan beberapa organisasi yang menyediakan layanan gratis. Prosedur sederhana ini meliputi pengambilan sampel darah yang akan diuji untuk mendeteksi keberadaan antibodi atau antigen HIV. Hasilnya pun dapat diketahui dalam beberapa hari atau bahkan beberapa menit jika menggunakan metode tes cepat.

Tes laboratorium untuk mendeteksi HIV dapat dilakukan melalui uji serologi dan virologi. Beberapa uji serologi menggunakan metode :

1. Rapid test untuk mendeteksi antibodi HIV1 dan HIV2.

2. Enzyme Immunoassay (EIA) untuk mendeteksi antibodi HIV1 dan HIV2,
Western Blot sebagai uji konfirmasi untuk kasus yang sulit.

Sementara itu, uji virologi dengan metode PCR dapat dilakukan dengan:

1. HIV DNA Kualitatif, yang digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi,

2. HIV RNA Kuantitatif, untuk mengukur jumlah virus dalam darah yang berguna untuk pemantauan ARV dan sebagai alternatif diagnosis pada bayi jika HIV DNA kualitatif tidak tersedia,

3. Tes CD4, untuk menilai status kekebalan tubuh dan sebagai dasar untuk memulai terapi ARV.

Melakukan tes HIV bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga bagian dari tanggung jawab sosial. Dengan mengetahui status HIV, kita dapat membantu mencegah penyebaran virus dan melindungi orang-orang yang kita cintai.

Di sinilah letak pentingnya tes darah sebagai “jendela kehidupan.” Tes ini dapat membuka peluang bagi seseorang untuk menjalani hidup yang lebih sehat, mendapatkan perawatan yang tepat, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Menjadi bijak dalam menjaga kesehatan, salah satunya dengan melakukan tes darah HIV, adalah langkah awal untuk menjaga diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Jangan biarkan stigma dan ketakutan menghalangi kita untuk mengetahui status kesehatan kita. Mari kita jadikan tes darah HIV sebagai bagian dari upaya bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan terbebas dari stigma terhadap HIV/AIDS.

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry