PANEN KOPI: Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf bersama Forkompimda saat hadiri panen petik merah kopi. Pemkab terus memacu komoditas kopi di pasar dalam dan luar negeri dengan meningkatkan brand. (duta.co/ABDUL AZIZ)

PASURUAN |duta.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan terus berupaya mengembangkan potensi kopi menjadi ikon baru pertanian Kabupaten Pasuruan. Selain menyiapkan sejumlah anggaran, Pemkab Pasuruan melalui Dinas Pertanian telah mengumpulkan sejumlah petani di Kecamatan Tutur, Puspo dan Prigen untuk sama-sama bertukar pendapat bersama Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakau) Jember, di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Jumat (3/3) siang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, Ihwan mengatakan, tujuan didatangkannya kawan-kawan dari Puslitkoka Jember untuk memberikan informasi yang banyak mulai dari pembudidayaan tanaman kopi hingga masa panen dan proses pembuatan kopi itu sendiri.

“Untuk menciptakan kopi yang bercita rasa super, banyak hal yang harus diperhatikan. Mulai dari pemilihan varietas benih, perawatan, panen sampai proses memasak kopi tidak boleh asal-asalan. Maka dari itu, kami undang Puslitkoka Jember untuk sharing ilmunya pada petani kopi di Kabupaten Pasuruan,” ujar Ihwan, di sela acara.

Menurut Ihwan, selama ini, para petani kopi di Kabupaten Pasuruan sudah memiliki modal pengetahuan tentang kopi. Hanya saja, terkait bagaimana menjadikan kopi sebagai produk yang berkualitas dan menjadi brand daerah, para petani masih memerlukan pendampingan.

Pihaknya akan mensupport kebutuhan petani kopi, mulai dari pelatihan, penyediaan bibit, sampai bantuan anggaran. Tahun ini, anggaran sebesar Rp 620 juta telah disiapkan untuk pembelian alat, mulai dari pare-pare (alat penjemur kopi), mesin pecah kulit sampai penggorengan kopi.

“Untuk jumlah alatnya berapa masih kita hitung antara kebutuhan dengan kecukupan anggaran. Yang jelas, alat-alat ini merupakan usulan dari para petani dan setelah kita sharing dengan Puslitkoka, memang sangat dibutuhkan, ”paparnya.

Seperti diketahui, potensi kopi di Kabupaten Pasuruan sangat besar, di mana ada 8 kecamatan yang telah ditetapkan oleh Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf sebagai sentra kopi, yakni Kecamatan Tutur, Puspo, Prigen, Purwosari, Purwodadi, Lumbang, Pasrepan dan Tosari. Luas lahan kopi di Kabupaten Pasuruan mencapai 7000 hektar lebih, dengan rincian 4.365 hektare milik petani dan lebih dari 2000 hektar berada di kawasan Perhutani.

Menurut Bupati, salah satu faktor yang menjadikan kopi Pasuruan berbeda adalah kondisi geografis areal perkebunan kopi yang berada di sekitar gunung berapi, yakni Gunung Arjuno-Welirang dan Pegunungan Bromo-Semeru. Selain itu, penanganan pascapanen yang baik juga menghasilkan kualitas kopi yang baik pula.

”Kita mampu memproduksi 1.176,9 ton biji kopi kering (OC) atau 557.13 kg OC/hectare. Pemerintah akan mendukung dan memfasilitasi kelompok tani dalam mengembangkan produksi kopi. Kami akan terus membantu pemasaran, penerapan teknologi, dan pengepakan kemasan agar memiliki daya saing, ”terangnya.

Kopi asal Kabupaten Pasuruan atau yang dikenal dengan Kapiten Pasuruan merupakan terdiri dari sejumlah produk kopi hasil olahan kelompok tani dari 8 Kecamatan dengan cita rasa khas masing-masing wilayah Kecamatan dengan merk seperti kopi Joss, kopi Suwuk, kopi Ledug, kopi Tuna Sari, Kopi Pak Tani. Disamping dikemas dalam bentuk bubuk kopi juga dalam kemasan sangrai (roasted bean) yang tengah dikembangkan saat ini. (dul)

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry