CIREBON | duta.co – Menteri yang satu ini seolah tak pernah lelah dalam menjalankan tugasnya. Bayangkan, hampir setiap hari lelaki ramah dan murah senyum ini berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya.
Ya, dia adalah Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo. Pada bulan puasa Ramadhan ini, kementerian yang dipimpinnya memiliki program keliling dari Desa ke Desa yang diberi nama Jelajah Desa Ramadan (Jeder).
Berbagai bentuk kegiatan dilakukan dalam Jeder, mulai dari aksi sosial hingga penyerapan aspirasi dari rakyat bawah. Dalam kunjungannya ke Desa Gegesik Lor, Cirebon, Jawa Barat, Kamis (31/5/2018) kemarin, misalnya, Eko mengumpulkan para kepala desa dan warga sekitar untuk berdialog tentang berbagai persoalan yang dihadapi warga di desa.
Menteri Eko memang banyak melakukan terobosan dalam memajukan pembangunan di desa. Bila beberapa waktu lalu Eko gencar mempromosikan empat program prioritasnya, yakni Prukades, BUMDes, embung desa dan sarana olahraga desa, maka kini menteri dari Partai PKB ini memiliki terobosan baru dalam memajukan perekonomian desa, yakni kerjasama e-commerce dan Akademi Desa.
Untuk mengorek lebih jauh, berikut wawancara dengan Eko Putro Sandjojo di sela-sela kesibukannya mengikuti Jeder, Kamis (31/5/2018).
Konsep kerjasama dengan e-commerce sendiri seperti apa sebenarnya?
Ya memang pemerintah di bawah pemerintahan Pak Jokowi saat ini, kita ingin ada target digitalisasi energi baru, di Asia Pasifik salah satunya. Kita bisa juga mendorong desa dalam memasarkan hasil-hasil produksi secara online, yakni lewat e-commerce. Nah kita istilahkan dengan digitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMD). Bagaimana caranya itu kita akan rangkum modul-modulnya dalam Akademi Desa.
Nah, jadi dalam Akademi Desa ada pemberian kepada BUMD dan unit-unit usaha-usaha lainnya di desa. Ini bertujuan supaya kita bisa memasarkan hasilnya melalui mekanisme e-commerce. Ini yang akan kita dorong pada masing-masing kepala-kepala desa untuk menjemput paket digitalisasi yang dicanangkan oleh bapak presiden.
Berarti nanti kades akan masuk ke dalam Akademi Desa 4.0 itu?
Iya 4.0 itu bukan hanya kepala desa semua, pemangku kepentingan di desa itu kita harapkan bisa mengikuti program dari akademi desa. Tapi karena kepala desa ini menjadi figur penting dalam upaya kita mendorong kegiatan ekonomi desa, maka salah satu target utama dalam jangka pendek ini adalah kepala desa. Tujuannya suatu saat kita akan kerja sama dan berkolaborasi dengan Kemendagri.
Kapan mulai kerjasama dengan e-commerce dan Kemendagri?
Sudah dicanangkan saat ini. Kita menyempurnakan modul lewat adviser di kementerian dan pasti butuh masukan dari pihak luar kementerian. Jadi ada quality control terhadap modul atau bahan ajar ini. Kita pikirkan sampai pada sertifikasi, baik pengajar maupun nanti orang yang diberikan pengajaran mendapatkan sertifikat.
Sertifikat itu pastinya kita akan mediasi supaya sesuai dengan harapan kita bersama. Lintas KL, lintas pemangku kepentingan, tidak hanya lingkup Kementerian Desa saja. Kita mau seperti itu, sehingga mendorong pertumbuhan desa.
Targetnya hanya kepala desa atau di luar kepala desa?
Bebas. Akademi ini kan sifatnya virtual, tidak tatap muka jadi memang kadang ada kendala. Tapi ‘kan ada model long distace learning atau belajar jarak jauh. Nah, keuntungannya lebih dari itu. Materi Akademi Desa ini mata pelajarannya bisa diulang terus-menerus sesuai dengan kebutuhan kepala desa, perangkat desa, pengelola bumdes, atau pendamping desa.
Siapa pihak lain yang menerima manfaat ini?
Lintas KL, pendidikan, akademisi kita punya perguruan tinggi untuk desa. Nah, itu bisa ‘kan modulnya dikerjakan. Ini di bawah wewenang Sekretaris Jenderal Kemendes. Memimpin untuk sebuah desain bahan ajaran yang betul-betul berkualitas.
Setelah ini, kita tidak perlu waktu lama, karena sudah dicanangkan oleh bapak menteri setelah kita melakukan konsolidasi. Dan seterusnya kira-kira dalam waktu yang tidak terlalu lama akan direalisasikan.
Kira-kira kapan warga desa bisa memetik hasilnya?
Nah kita maunya secepat itu, tapi ini namanya proses pembelajaran butuh waktu. Jadi memang kita lagi susun target waktu butuh berapa lamanya. Tapi kita harapkan tidak terlalu lama.
Bagaimana kapasitas kades atau perangkat desa?
Kita harus optimis bahwa kepala desa sekarang banyak yang sudah mengikuti tingkat pendidikan. Karena sesuai dengan peraturan pemerintah ‘kan, batas kepala desa itu SMP. Pasti ada yang lebih dari SMP, ya pendidikan formal lainnya lah. Kita optimis bahwa kepala desa bisa jika kita berikan kepercayaan kepada mereka. (hud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry